BA’A, ROLLE.id–Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, mengapresiasi keberhasilan dalam menekan prevalensi Stunting di daerahnya. Apresiasi itu ditujukan kepada para pihak yang berkontribusi dalam penurunanya.
Tak hanya Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri, juga disebut mengambil peran yang sama. Begitu juga LSM dan lembaga sosial lainnya.
“Saya mengapresiasi kinerja semua pihak, termasuk LSM dan TNI/Polri yang berkontribusi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Rote Ndao,” ucap Bupati Rote Ndao, dalam sambutanya, Rabu (31/5).
Di mana, hal tersebut disampaikan dalam sambutanya pada acara koordinasi dan konvergensi rembuk Stunting tingkat Kabupaten Rote Ndao tahun 2023. Dengan kegiatanya dipusatkan di ruang lobi, kantor Bupati setempat.
Bahwa, tingkat prevalensi yang berhasil ditekan adalah 4,13 persen. Presentasi tersebut ditekan selama empat tahun berturut-turut, dari tahun 2020.
Yakni, di tahun tersebut (2020), tingkat presentasinya sebesar 25,83 persen. Kemudian turun menjadi 21,7 persen di tahun 2023.
“Angka stunting di Kabupaten Rote Ndao mengalami penurunan, dari 25,83 persen pada tahun 2020 menjadi 21,7 persen pada periode ukur timbang, Februari 2023,” ucap Bupati Paulina.
Keberhasilan tersebut, kata Bupati Paulina, dicapai melalui beberapa inovasi yang dicanangkan untuk dilakukan. Yang disebutnya sebagai gerakan bersama Rote cerdas, melalui 4 inovasi.
Yakni, Gerakan operasi timbang Lintas Sektor (Gerbang Linsek) di Posyandu, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi anak stunting. Kemudian, gerakan kakak angkat-adik asuh, dan gerakan ‘mama Bo’i’.
“Gerakan kakak angkat-adik asuh, ditetapkan dengan Peraturan Bupati Rote Ndao Nomor 11 Tahun 2021, yang mengajak semua pihak baik ASN maupun non ASN termasuk Swasta serta TNI/Polri baik di Kabupaten Rote Ndao maupun di luar daerah untuk berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting,” kata Bupati.
“Sedangkan gerakan ‘mama Bo’i’, merupakan sistem rujukan terintegrasi berbasis komunitas, yang melibatkan sembilan simpul ibu hamil di akar rumput (sio sodak). Inovasi ini merupakan gerakan cinta kasih yang memanggil hati nurani semua orang Rote untuk mengasihi ibu dan anak,” sambungnya.
Bupati Paulina, juga menyampaikan target penurunanya di tahun 2024. Yang disebutnya, minimal menurunkan satu digit dari tingkat prevalensi saat ini.
Sehingga untuk mencapainya, pemerintah tak tanggung-tanggung mengucurkan dana dari beberapa sumber pendanaan yang berbeda. Dengan peruntukanya, difokuskan kepada Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Dari hal tersebut, dirinya begitu yakin bisa mencapai target penurunan yang ditetapkan. Begitu juga kepercayaanya kepada para Camat, dan Kades/Lurah, untuk menyukseskan di wilayah masing-masing.
“Saya percaya, Rote Ndao dapat menurunkan angka stunting menjadi satu digit pada tahun 2024 mendatang,” ungkapnya.
Selain itu, untuk memantau perkembangan gizi anak melalui pemberian PMT, Bupati Paulina, juga meluncurkan sebuah inovasi. Namanya aplikasi pantau PMT, yang dapat dioperasikan orang tua dan Balita, untuk memastikan sasaranya, serta memetakan pola konsumsi Balita di Kabupaten Rote Ndao.
Manfaat lainnya adalah membantu orang tua terhadap asupan gizi yang diberikan. Sekaligus mengedukasi pentingnya nilai gizi sesuai dengan usia anak.
“Dengan adanya invosasi pantau PMT ini, saya perintahkan kepada seluruh Kades dan Lurah, agar memastikan sasaran dapat dipantau,” tegasnya.
“Kita mendorong agar Stunting dapat dicegah melalui PMT kepada Balita gizi buruk, gizi kurang, balita dengan berat badan tidak naik dan Balita kurus,” sambungnya. (*/ROLLE/TIM)