BA’A, ROLLE.id—Di musim hujan kali ini, menghadirkan kondisi gerah bukan main. Matahari rasa-rasanya, semakin dekat dengan bumi, karena panasnya yang aduhai.
Kondisi tersebut dipicu dengan kurangnya pertumbuhan awan di atmosfer. Akibatnya, sinar matahari tembus tanpa hambatan ke permukaan bumi, lebih khusus di sejumlah wilayah NTT, termasuk Rote Ndao.
“Penyinaran matahari di siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan yang signifikan oleh awan. Sehingga suhu udara di luar ruangan terasa sangat terik,” kata Kepala stasiun Badan Meteorologi, Klimatolgi, dan Geofisika (BMKG) DC Saudale Rote Ndao, Prima M. Amalo, kepada ROTE MALOLE, Rabu (3/10.
“Kemudian, posisi matahari di belahan bumi selatan menyebabkan meningkatnya penguapan, dan terjadinya kenaikan kelembaban udara, sehingga udara terasa lebih gerah,” sambungnya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk perbanyak mengkonsumsi air putih saat beraktifitas demi menjaga stamina dan cegah dehidrasi.
Selain cuaca extrem tersebut, juga disebutkan penyebab curah hujan yang hingga kini masih sangat minim. Bahwa, tak hanya di Kabupate Rote Ndao, sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pun mengalami hal yang sama.
Dengan pemicu utamanya adalah fenomena El Nino. Sehingga adanya penurunan intensitas hujan dibanding normalnya.
“Penyebab pertama, wilayah NTT dipengaruhi fenomena El Nino, sehingga menyebabkan penurunan,” kata Prima.
Lanjutnya, bahwa (penyebab) adanya aktifitas sirkulasi siklonik yang membentuk pola tekanan rendah di sekitar Laut Natuna sebelah barat Kalimantan Barat.
Akibatnya, menghambat aliran massa udara basah dari Asia (Monsun Asia) ke arah selatan Ekuator (termasuk wilayah NTT). Berikut, kandungan uap air yang terbilang sedikit di Selatan Ekuator
“Harusnya kita sudah dapat hujan. Karena puncaknya di Januari, sampai Februari,” ungkapnya. (*/ROLLE/JIT)
*Foto : Istimewa/ROTE MALOLE