BA’A, ROLLE.id–Modus di balik antrian panjang mengular di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) perlahan mulai terkuak.
Di mana, antrian panjang itu betul-betul menyuguhkan pemandangan yang begitu memprihatinkan, dan berulang di Kabupaten Rote Ndao.
Bahwa, ada pihak-pihak tertentu yang diduga ingin mengambil keuntungan besar dari Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Akibatnya, memicu antrian dengan modus membawa semua kendaraan yang dimiliki ditambah kendaraan sewaan ke SPBU untuk mengantri.
Modus tersebut biasanya dilakukan pengecer, dengan menjual kembali setelah menghimpun BBM dari tanki kendaraan setelah mengantri.
Sampai-sampai tanki kendaraanya pun harus dimodifikasi untuk bisa menampung lebih banyak BBM sekali antri.
“Sudah banyak laporan yang kami terima terkait modus yang dipakai untuk dapat BBM bersubsi di SPBU,” kata Kasat Lantas Polres Rote Ndao, IPDA Ferdy Ndaomanu, kepada ROTE MALOLE, Selasa (14/5).
“Caranya, membawa semua kendaraanya dan menyewa kendaraan lain hanya untuk antri BBM di SPBU. Makanya jangan heran kalau terjadi penumpukan dan antrian panjang kendaraan,” jelasnya.
“Katakanlah, satu orang sewa 5 atau 6 kendaraan roda dua, ditambah miliknya yang ada dua misalnya, dan semuanya dibawa ke SPBU, maka saat itu sudah ada 70 sampai 80 unit kendaraan khusus untuk 10 orang seperti itu,” jelasnya lagi
“Bagaimana kalau lebih. Karena disaat bersamaan, pasti masyarakat lainnya juga ikut antri. Inilah yang jadi pemicu antrian panjang itu. Jadi bukan karena BBM langka,” tambahnya.
Dijelaskan bahwa, sesuai informasi yang dikantongi, pemain BBM kerap mengelabuhi petugas SPBU dengan teknik membagi kendaraan dengan menyewa joki.
Bahkan untuk kendaraan yang sama, bisa bolak-balik mengantri lebih dari 2 kali. Dilakukan pada SPBU yang sama, kemudian berpindah ke SPBU lainnya.
“Untuk sepeda motor dan mobil hampir sama. Jadi setelah antri di SPBU A, kemudian pindah ke SPBU B dan seterusnya,” kata IPDA Ferdy.
“Ada juga yang bolak-balik di SPBU yang sama. Dengan kendaraan yang sama, tapi orang berbeda. Kebanyakan kendaraan bodong,” bebernya.
“Kasihan orang lain antri cuma untuk kebutuhan, tapi harus tunggu lama karena ulah kendaraan bodong,” jelasnya.
“Tapi situasinya mulai berangsur normal, dengan kondisi hari pertama, Senin (13/5). Mungkin yang bodong-bodong itu takut ditilang jadi sonde (tidak) keluar ikut antri di SPBU. Operasinya masih terus dilakukan,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)