BA’A, ROLLE.id–Koalisi adaptasi menaruh perhatian serius terhadap perubahan iklim. Khusus di Rote Ndao, kepedulian tersebut diwujudkan dengan menggelar workshop inisiatif pendanaan, dalam upaya mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di daerah, Senin (31/10/2022).
Kegiatan tersebut diselenggarakan secara luring dan daring. Di mana, pemateri secara online memaparkan materinya yang diikuti beberapa perwakilan dari 3 pemerintah daerah.
Yakni, Kabupaten Sumba Timur, Lembata dan juga Rote Ndao. Di mana, pematerinya berasal dari badan kebijakan fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Workshop dilakukan secara online dan offline. Di mana, narasumber dari badan kebijakan fiskal Kemenkeu, yang menyampaikan materinya secara online, yang diikuti perwakilan dari pemerintah Kabupaten Lembata, Sumba Timur dan juga kita, Rote Ndao,” kata fasilitator Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (Yapeka), Kabupaten Rote Ndo, Naomi Henuk, kepada Rote Malole, Senin (31/10).
“Yapeka, merupakan salah satu LSM, yang tergabung dalam koalisai adaptasi, dengan lead yayasan Penabulu. Sehingga sebagai pelaksana di Kabupaten Rote Ndao, kami lakukan secara offline di aula Videsy, hari ini, Senin (31/10). Begitu juga koalisi adaptasi di Kabupaten lain, dengan agenda yang sama secara offline,” tambahnya.
Dalam menyampaikan materi, demikian Naomi, pemateri mengedukasi peserta untuk mengakses sumber-sumber pendanaan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Yang dalam peruntukannya, dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di daerah masing-masing.
“Tujuanya adalah untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan peserta dalam mengakses skema pendanaan, pengendalian perubahan iklim di daerah masing-masing,” kata Naomi.
Selain bisa mengakses pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kemenkeu, pemerintah setempat juga didorong untuk berinisiatif mengakses sumber-sumber lainnya di luar APBD. Bahwa, isu perubahan iklim memang sedang diprioritas saat ini.
“Isu perubahan iklim memang diatensi saat ini. Sehingga dalam penyampaian materi, yang disampaikan oleh pak Joko Tri Haryanto, tentang strategi dan peluang pendanaan untuk penanggulangan iklim di Indonesia (TANE, TAKE dan TAPE, diminta untuk diperhatikan di daerah masing-masing,” kata Naomi.
Sedangkan terhadap respon, Naomi, mengaku, khusus di daerah dimana dirinya ditugaskan (Rote Ndao), sudah menunjukan respon yang cukup baik. Yang kemudian dirinya berharap agar peran aktif lebih ditingkatkan.
“Baik pemerintah daerah maupun NGO, ada peluang untuk mengakses tambahan anggaran berbasis lingkungan. Sehingga yang kami harapkan adalah, adanya kolaborasi yang lebih kuat lagi, tanpa menunggu apalagi menunda-nunda,” ungkapnya. (*/ROLLE/TIM)