Bukan ‘Omon-omon’, Ini Trofi Sang Juara Drag Bike yang Kenang Sejarah Otomotif Rote Ndao

SAINDULE, ROLLE.id–Puluhan trofi terlihat disusun berjeier, menampilkan kesannya yang begitu gagah. Bukan sekedar tumpukan logam dan kayu, tapi penuh aura kehormatan kepada sang juara.

Trofi-trofi tersebut disiapkan panitia penyelenggara Drag Bike Rote Ndao, bukan kepada mereka yang datang dan sekedar mencoba peruntungan. Melainkan untuk menyambut juara sejati, yang menaklukkan lintasan dengan keberanian, penuh sportivitas.

Dari puncaknya, terganbar figur pembalap yang tengah melaju dalam posisi ekstrem, ditopang dua piston yang menyilang menjadi fondasi kekuatan.

Ditambah kobaran api di sisi kiri-kanan dari bagian pembalap, menggambarkan semangat yang membakar. Bahwa, trofi itu tidak diam. Ia bercerita—tentang kecepatan, keteguhan, dan kehormatan.

“Trofi ini bukan sembarang hadiah. Ini lambang perjuangan, kata ketua panitia Drag Bike 2025 Rote Ndao, Absalom Polin. “Dan hanya mereka yang sanggup taklukan lintasan Oemilal yang pantas bawa pulang,” sambungnya kepada ROLLE.id (Rote Malole) Sabtu (5/7).

Menurutnya, panitia tidak asal memilih bentuk. Trofi ini lahir dari kehendak untuk menghargai yang terbaik. Tidak ada tempat untuk yang curang, tak ada ruang untuk yang main-main.

Lintasan Oemilal, disebutnya jadi saksi yang tak bisa dibohongi. Ia hanya akan membuka jalan bagi mereka yang jujur dalam teknik, dan bersih dalam niat.

“Yang membawa pulang piala ini, bukan yang paling keras suara knalpotnya, tapi yang paling tulus menyatu dengan mesin dan waktu,” tutur Absalom, dengan menegaskan bahwa kemenangan tak hanya soal angka, tapi soal cara.

Hadiah lain pun disiapkan. Seperti uang tunai, perlengkapan balap, hingga dukungan dari sponsor. Namun, di antara semuanya, trofi tetap jadi yang paling dicari.

Karena trofi akan dikenang, dan siap bercerita kepada siapa saja yang melihatnya. Bahwa pemiliknya pernah mengukir sejarah di lintasan Saindule, Kecamatan Rote Barat Laut.

Absalom, juga menegaskan, tidak akan ada pemenang titipan. Apalagi juara kebetulan. Yang berdiri di podium adalah mereka yang sanggup membaca setiap meter lintasan, paham kapan menahan dan kapan melaju dengan bijak dalam menaklukkan garis waktu.

“Suatu saat, trofi-trofi itu jadi saksi yang terus hidup, dikenang dalam sejarah olahraga otomotif di Kabupaten Rote Ndao,” kata Absalom. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.