BO’A, ROLLE.id—Dahulu, sekira 20 hingga 30 tahun lalu, merantau adalah pilihan pahit yang tak bisa ditolak sebagian besar masyarakat Desa Bo’a, di Kecamatan Rote Barat.
Mereka terpaksa hengkang, memeninggalkan Desa Bo’a, kampung halamannya demi mencari penghidupan yang lebih layak di kota.
Kini, zaman tersebut berubah drastis berkat kehadiran PT. Bo’a Development, dengan membawa perubahan terhadap, wajah Desa Bo’az yang dahulu terlihat ‘kampung’.
Belum lagi, bangunan mewah dan megah yang dibangun pihak investor, serasa memoles wajah Desa Bo’a, menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Perubahan demi perubahan itu masih runut dalam kenangan Sekretaris Desa Bo’a, Otfianus Nggadas. “Dulu, orang Bo’a harus cari uang ke luar,” kenang Otfianus, Minggu (7/9).
Otfianus, tak menampik posisi masyarakat lokal yang ditempatkan wajar oleh pihak investor saat datang berinvestasi.
“Hubungan ini saling menguntungkan. Mereka (PT Bo’a Development) hadir dengan niat membangun, sementara masyarakat mendukung penuh,” tambahnya.
Efek lainnya dari sisi kehidupan sosial yang terbangun kental dengan rasa optimisme. Di mana, masyarakat Desa Bo’a saat ini tidak lagi hanya membicarakan soal meninggalkan desa untuk mengadu nasib di tanah rantau.

“Anak-anak muda sudah mulai berani bermimpi besar tanpa harus meninggalkan rumah,” ujar Otfianus.
Ia menilai, komunikasi yang terjalin antara pihak Bo’a Development, dan warga menjadi kunci keharmonisan, yang disebutnya ada rasa saling percaya.
Menciptakan kondisi harmoni bukan sekadar cerita di atas kertas, dan mencerminkan pembangunan bisa berjalan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat.
Buntutnya, Bo’a tak hanya dikenal sebagai desa memiliki pantai indah dan ombak yang menggoda para peselancar.

Tapi terlanjur bisa dicontoh tentang adanya harmonisasi tanpa harus kehilangan jati diri sebagai masyarakat yang punya budaya.
Semuanya itu memantik syukurnya. Bahwa, Desa Bo’a sungguh diberkati Tuhan dengan potensi alam yang begitu melimpah untuk kesejahteraan.
“Yang paling penting, anak-anak kita bisa tetap tinggal di sini, bekerja di sini. Bangga menjadi orang Bo’a,” pungkasnya.
“Itu yang kami syukuri,” bangganya penuh syukur. (*/ROLLE/JIT)