MENGGELAMA, ROLLE.id–Bongkar rumah secara paksa yang dialami Esaul Mbuik dan keluarganya, berujung damai, Senin (5/8) malam.
Perdamaian itu dimediasi pemerintah Kelurahan Namodale, juga pemerintah desa persiapan Menggelama Kecamatan Lobalain.
Di mana, persoalan yang tetiba menyita perhatian publik Rote Ndao ini, sontak viral. Baik di platform Media Sosial (Medsos) Facebook, juga media online.
Viralnya pembongkaran itu, bertepatan dengan momen politik. Juga dipicu dengan pernyataan yang ada kaitanya dengan perbedaan dukungan menghadapi momentum tersebut.
Pernyataan itu disampaikan oleh Heti Ofliana Ramboki, sebagai istri dari Esaul, yang rumahnya dibongkar.
Disampaikan dalam konfirmasi ROTE MALOLE, yang tersambung melalui panggilan suara WhatsApp, via telepon gengam milik Welem Mbuik, saudara Esaul, Senin (5/8).
Konfirmasi tersebut tercatat dalam durasi panggilan masuk selama 12 menit 31 detik, saat Welem, tiba di rumah. Dijanjikannya menyusul panggilan sebelumnya yang sempat tersambung selama 1 menit 37 detik, dari panggilan keluar ROTE MALOLE, pada pukul 10.57 wita.
Sehingga konfirmasi itu pun tersambung dengan Heti, istrinya Esaul. Yang sebelum menutup panggilan, sempat terhubung dengan salah satu warga yang bernama Abraham Adjie, di jalur yang sama.
Walau demikian, masalah tersebut kini tak bersisa untuk dijadikan soal. Semuanya klir dalam proses mediasi yang ‘full’ semangat untuk merajut kebersamaan.
Yang rasa-rasanya, perselisihan yang mendadak timbul diantara kaka beradik itu, bisa diibaratkan sendok dan piring. Kerap menimbulkan bunyi saat berbentur, tapi menyatu dalam fungsi yang berbeda.
Sebab, Martha, dan Esaul, ditambah Heti, tak hanya bersepakat untuk selesai dan damai. Tetapi sama-sama menyatakan terbebas dari tekanan dari pihak mana pun, dalam proses penyelesaiannya.
Sebagaimana disampaikan Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) persiapan Menggelama, Dance Ndun, dalam sebuah video yang diperoleh ROTE MALOLE, Senin (5/8) malam.
Bahwa, ada kekurangan manusiawi yang harus dimaklumi dari Esaul dan juga Heti, istrinya. Tapi bukan sebagai niatan untuk menyusahkan Martha, kakak mereka.
“Ini penyelesaian kekeluargaan antara mama Martha dengan kedua adiknya,” kata Penjabat Kepala Desa Menggelama, Dance, yang bertindak sebagai salah satu mediator, dalam videonya, Senin (5/8).
“Karena, persoalan viral di media, jadi katong ada di sini untuk kasi lurus, kasi anteru (utuh) kembali, katong jahit kembali, karena berimbas dari bongkar rumah,” jelasnya
“Malam ini katong bersepakat bahwa, dong (mereka) dua (Esaul dan Ofi) tidak punya tujuan apa-apa untuk bikin kasi jatuh (menjatuhkan) kakaknya (Martha/ di media,” jelasnya lagi.
“Tidak ada. Dong dua tidak punya tujuan sampai di situ. Memang dong dua tidak bisa menjangkau sampai di situ,” tambahnya menjelaskan. (*/ROLLE/JIT)