Nuse yang Terpencil Butuh Listrik, Anak Sekolahnya Nyebrang Laut Demi Tahu Komputer

NUSE, ROLLE.id–Di balik keindahan padang janda dan keramahan warganya, Desa Nuse Kecamatan Ndao Nuse, yang dihuni lebih dari 400 jiwa ini menyimpan rindu atas kehadiran listrik selain bertenaga surya.

Padahal, untuk menjangkau desa kepulauan ini, hanya membutuhkan waktu tempuh tak lebih dari 15 menit dengan menumpang perahu motor.

Sebelum tiba di pantainya, aktifitas warga yang bergantung hidup di laut, langsung terlihat seolah menyapa selamat datang di pulau Nuse.

Sayangnya, mereka tak bisa menyimpan hasil tangkapan dengan baik, karena belum ada dukungan infrastruktur listrik yang memadai.

Yang biasanya hanya dikeringkan karena tidak bisa disimpan dalam waktu tertentu untuk di jual.

Kondisi tersebut dipicu karena ketiadaan listrik. Membuat harapan rasa-rasanya mati suri.

“Kalau mau tangkap ikan (banyak), kami harus pikir-pikir,” ungkap Yunus Nalle, seorang nelayan Desa Nuse, kepada awak media belum lama ini.

Tak hanya itu. Suasana Desa Nuse jadi berbeda di malam hari. Bukan mencengkam dan menakutkan. Tapi cahaya seadanya yang mengandalkan papan Surya, tak bisa bertahan lama.

Di mana, energi terbarukan itu hanya mampu menemani aktifitas belajar anak-anak Desa Nuse selama satu atau dua jam.

Belum lagi cahayanya yang tidak begitu terang, perlahan menyurutkan semangat belajar. Yang tanpa disadari, bisa berdampak pada penglihatan anak.

Selain itu, tidak ada aktifitas lain yang bisa diandalkan dari penggunaan listrik tenaga Surya, yang sebatas penerang di malam hari.

“Kalau mau belajar komputer, anak-anak harus menyeberang ke Pulau Rote,” kata Kepala Desa Nuse, Hesron Pasole.

Sebagai informasi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang pernah ada di desa tersebut, rusak diterjang badai Seroja, tahun 2021 lalu. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.