TESABELA, ROLLE.id–Dewan Pimpinan Daerah, Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Kabupaten Rote Ndao, terus nyatakan kepedulianya terhadap pelestarian budaya lokal. Khusus terhadap pacuan Kuda, akan dilanjutkan setelah pelaksanaannya di Lalolik, Desa Tesabela, Kecamatan Pantai Baru.
Atraksi budaya itu, sebelumnya dilaksanakan di Pedalain, Desa Siomeda Kecamatan Rote Tengah, pada akhir bulan Juni, lalu. Di mana, penyelenggaraanya sebagai PSI Cup-1, dengan memperebutkan beragam hadiah menarik.
PSI yang hadir sebagai pendukung, bermaksud untuk terus melestarikan budaya lokal yang mulai jarang digelar. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19. Yang saat itu, melumpuhkan berbagai aktifitas kemasyarakatan, termasuk penyelenggaraan kegiatan sosial.
“Kami, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terpanggil untuk melestarikan pacuan Kuda, yang merupakan atraksi budaya di Kabupaten Rote Ndao,” kata ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Simson Polin, kepada ROTE MALOLE, Rabu (24/8) di Lalolik Desa Tesabela.
Kepedulian tersebut, dinyatakan bertepatan dengan pelaksanaan laga Final Lalolik Cup-1, yang mulai digelar pada Minggu (21/8). Dan dalam pelaksanaannya, sebanyak 67 ekor Kuda dipacu untuk merebut juara.
Bahwa, setelah di Lalolik, pelaksanaannya tak langsung berhenti. Yang diaukuinya telah diagendakan oleh DPD PSI Rote Ndao sebagai kegaiatan rutin.
“Ini kali kedua, setelah PSI cup-1 di Desa Siomeda, Kecamatan Rote Tengah. Dan tidak berhenti sampai di sini, yang akan berlanjut dengan gelaran yang sama (pacuan kuda) di Desa Fatelilo. Dan kami, dari DPD PSI Rote Ndao, yang menginisiasinya untuk terus dilakukan,” kata Simson.
“Kalau di Fatelilo, rencananya bulan Oktober tahun ini (2022). Gelarannya Fatelilo cup-1. Sehingga pada tahun 2023 nanti, ada pacuan kuda, PSI cup-2, Lalolik cup-2, Fatelilo cup-2, dan Bupati cup,” ungkapnya.
“Inilah semangat yang terus kami dorong, untuk mempromosikan budaya Rote Ndao. Bahwa pacuan kuda atau atraksi kita ini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri,” sambungnya.
Terhadap kepedulian tersebut, Pemerintah daerah setempat merespon apresiasi. Sebab, selain melestarikan budaya lokal, juga berdampak positif terhadap masyarakat.
Sebut saja pada aktifitas perekonomian. Di mana pada pelaksanaan selama beberapa hari itu, sedikit menambah penghasilan tambahan bagi warga sekitar untuk menjajakan barang dagangan.
Sedangkan terhadap atraksinya, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, melalui Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Armis Saek, menyebut ada dua atraksi dengan melibatkan Kuda. Dirinya langsung menyebut dengan wilayah yang hingga saat ini masih terus melakukannya sebagai bentuk membina bakat dan wujud ungkapan syukur.
Yakni, untuk pacuan kuda, dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Rote Selatan, Rote Tengah, Pantai Baru, Rote Timur hingga Landu Leko. Sedangkan atraksi Hus, dilakukan di Kecamatan Lobalain, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, Rote Barat dan Loaholu.
“Selain pacuan Kuda, kita juga punya atraksi budaya yang namanya HUS. Bedanya, untuk HUS, kuda dipacu untuk lari indah atau lari pendek. Sementara untuk pacuan kuda, diuji kecepatan dari Kuda yang dipacu,” kata Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Armis Saek, saat menyampaikan sambutan Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, pada acara Final Lalolik cup-1, Rabu (24/8).
“Tentu kami dari pemerintah, sangat mengapresiasi kepedulian ini untuk melestarikan budaya yang ada di Rote Ndao. Bahwa dalam penyelenggaraan pacuan kuda, sudah secara langsung mempromosikan pariwisata kita,” ungkapnya. (*/ROLLE/TIM)