BA’A, ROLLE.id–Tuduhan adanya perlakuan tak adil dari Demokrat kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Rote Ndao, ditanggapi santai.
Itu berkaitan dengan penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) yang dilakukan Bawaslu, sebelum tiba masa kampanye, Jumat (17/11) lalu.
Di mana, oleh Demokrat, Bawaslu, berlaku diskriminasi. Tak semua APK diturunkan, sehingga memicu ketidak-puasan.
“Kami sangat menghargai pendapat ataupun kritikan dari teman-teman Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu,” kata ketua Bawaslu Rote Ndao, Demsi Toulasik, Jumat (24/11).
“Bawaslu, tidak anti kritk. Sebaliknya, kami sangat terbuka menerima, apapun bentuknya. Bahwa, kami sangat berterima kasih dengan masukan juga kritik yang disampaikan oleh Demokrat,” ungkapnya.
Terhadap penertiban yang dilakukanya, Demsi, mengaku berdasar. Bahwa semua APK, ditertibkan tanpa kecuali.
Sehingga dengan munculnya APK yang masih terpasang, Demsi, malah jadi heran. Dirinya menduga, ada pihak-pihak yang sengaja memasang kembali APK yang sudah ditertibkan.
Sebab, dalam penertiban tersebut, ada APK yang disebutnya tak mengandung unsur ajakan, sehingga tak diturunkan.
Yang dengan gamblang, disebutnya APK dari Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yakni Usman Husin.
Hal tersebut, sebagaimana yang disoalkan Jeckson M. Mansula, salah satu kader partai Demokrat. Dan Jeckson, menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan pelaksanaan kampanye dan dana kampanye pemilihan umum tahun 2024, KPU, Jumat (24/11).
“Kalau pak Usman, punya itu sudah ada yang langsung tutup nomor urut sebelum ditertibkan. Ada juga tapi itu bukan di tanah pemda. Dan itu sudah kami koordinasikan,” bebernya.
“Sedangkan di tempat lain, sudah kami turunkan. Kalau kembali terpasang, bisa saja itu disegajakan pihak lain,” sambungnya.
Sedangkan terkait sejumlah pertanyaan yang belum terjawab di Rakor tersebut, Demsi, tak mengelaknya. Bahwa, dia memang menugaskan perwakilan untuk menyampaikan materi dari Bawaslu.
“Ia, waktu itu, kami tugaskan pak Minggus (Dominggus Ledoh) untuk bawakan materi. Karena kalau Bawaslu tidak hadir juga kan terlalu pincang,” kata Demsi.
“Karena bertepatan saat itu, kami ada tugas luar. Dan sempat dipikirkan untuk sampaikan materi secara daring, tapi setelah kayaknya tidak etis, maka kami utus pak Minggus,” ungkapnya
“Dan kami pesankan bahwa, pertanyaan yang menyangkut hal-hal teknis, sekiranya ditampung. Karena kami juga berencana untuk hadirkan semua Parpol. Jadi di sana, bisa dijawab,” ungkapnya lagi. (*/ROLLE/JIT)