LEKUNIK, ROLLE.id–Pembukaan turnamen futsal Lentera Cup tahun 2022, diwarnai parade sejumlah etnis, Rabu (15/6). Semaraknya dengan mengenakan busana masing-masing daerah, yang menyatu dalam bingkai Ita Esa di Kabupaten Rote Ndao.
Mulai dari etnis Alor, Sumba, Bajawa, Timor, Bugis dan Rote Ndao. Dan momen tersebut sesungguhnya sangat berarti. Bahwa tak hanya ada dalam sebuah kesatuan, tetapi lebih dari itu adalah kesungguhan untuk bersatu padu, dalam proses pembangunan daerah.
Kesannya terlanjur indah dalam semarak yang khas kebersamaan. Di mana, tak hanya pemerintah sebagai pelaksana pembangunan, seluruh lembaga yang ada pun ikut bahu-membahu.
Baik eksekutif, legislatif dan juga yudikatif, beserta lembaga non pemerintahan lainnya, disatukan dalam momen tersebut. Yang serasa tak ada lagi sekat sebagai pemisah.
Menariknya, setelah parade etnis yang diikuti seluruh pemain futsal, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, melibatkan diri dalam sebuah tarian kedaerahan.
Hal itu dilakukan dengan begitu sukacita dan larut bersama warganya. Bupati Paulina, yang tersenyum bangga, nampak jelas dari raut wajahnya.
Sekaligus mengisyaratkan suasana hatinya yang meluap rasa sukacita yang luar biasa. Di mana, Bupati Paulina, merasa senang sekali bisa ber-Ja’i bersama warganya yang beretnis Bajawa. Dan mereka melakukannya dengan riang gembira. Dengan suasana yang tergambar berseri-seri.
Sesekali, tanganya terlihat diangkat dan melambai-lambai sesuai gerak tarinya. Begitu juga langkah kaki yang maju, kemudian mundur mengikuti alunan musik.
Tak hanya Bupati Paulina, Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek, pun mengambil bagian yang sama. Dengan gerakan yang dilakukan bersama-sama dalam barisan, semakin mengerat hubungan pemimpin dan warga yang dipimpin.
Sontak, sorak pecah begitu menggempita yang nyaris mengimbangi suara musik dari sound system. Luapan kegembiraan bercampur bangga dilepas begitu bebas dengan beragam ekspresi. Dan suasana ini dialami langsung oleh warga yang berkemsempatan menyaksikan di kompleks perkantoran bumi Ti’i Langga Permai.
Sebab, momen tersebut terbilang membawa sejuta makna dan juga langka. Yang kemudian memantik rasa rugi untuk tidak diabadikan dalam bentuk foto dan video.
Selepas ber-Ja’i ria, Bupati Paulina dan Wabub Stefanus, belum langsung kembali ke tempat kehormatan. Sukacita itu masih dilanjutkan dengan tarian selanjutnya dengan membentuk setengah lingkaran.
Di mana, dengan tarian Gawi, seluruh penari, termasuk Bupati dan Wabub, tidak saling terpisah. Sambil berpegang tangan kiri dan kanan, mereka kembali larut dalam sukacita itu, selama menari Gawi. Begitulah sukacita yang dirasa bersama dalam momentum tersebut.
“Terima kasih, terima kasih, terima kasih, terima kasih,” ucap Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, berulang-ulang sebanyak empat kali, kepada para penari. Berikut, kedua tangan yang ditempel sejajar dada, kepalanya juga sedikit ditundukan, mengikuti ungkapanya sebagai balasan penghargaan dan juga penghormatannya. (*/ROLLE/TIM)