KOLOBOLON, ROLLE.id–Sosok ayah dan ibu adalah dua pribadi yang paling dirindu setiap anak semasa hidupnya. Dirindu sebagai tempat bersandar, juga mengadu sedih dalam dekap penuh cinta, kasih dan sayang.
Tapi, semua anak ditakdirkan dengan keberuntungan yang berbeda-beda. Karena Tuhan memiliki cara tersendiri demi menunjukan kemuliaan-Nya sebagai pencipta semesta alam, termasuk manusia.
Bahwa, yang tidak mungkin bagi manusia, dibuat-Nya sangat mungkin. Dan hal itu dinyatakan di tengah keputus-asaan, dihantam badai hidup yang mengombang-ambing pengharapan. Satu diantaranya adalah dengan dipanggil kembali ayah atau ibu, bahkan keduanya (orang tua) sekaligus.
Sebagaimana yang dirasa oleh Vini Alvunita Mbuik (19). Gadis ini dijinkan Tuhan untuk dilahirkan dari pasangan Hendrik Mbuik dan Marselina Adu, tepatnya 29 Maret 2003 di Desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
Vini, yang baru lahir itu, hanya punya seberkas harap, kelak bisa hidup berdampingan dengan kedua orang tuanya, hingga menggapai asa dalam mimpinya. Berikut ketiga saudara yang semuanya adalah perempuan.
Sayangnya, Vini, yang belum mengerti apa-apa tentang lika-liku hidup kala itu, harus menelan pil teramat pahit rasanya. Dadanya berkecamuk, sedih tak karuan, bak sembilu menyayat luka teramat dalam terbenam di dalam hatinya.
Sebab, kedua orang tuanya sudah tiada, dipanggil pergi menghadap sang khalik. Yang saat itu, Vini, masih sangat kecil, dan baru duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Kepergian kedua orang tuanya merupakan hal yang tidak diinginkan setelah baru beberapa tahun dilahirkan. Tetapi, tak ada lagi pilihan lain, selain remuk dalam jiwa, yang bertahan melewati hari hidup. Hatinya pun hancur berkeping-keping, dengan tetesan air mata yang tak henti berderai.
Bagi Vini, pupus sudah semua harap, bersama ketiga saudaranya. Sebab, tak ada lagi tempat untuk digantung harap. Semuanya sirna, dibawa pergi bersama kedua orang tuanya yang tak mungkin kembali lagi.
Begitulah kondisi yang dialami keempat anak perempuan ini. Dan sebagian besar orang pun umumnya masih beranggapan yang sama. Tetapi, Tuhan tak kurang cara untuk menunjukan kemuliaanNya. Hingga Vini dan tiga saudaranya akhirnya mendapat pengganti orang tua.
Salah satu saudara kandung dari almarhum ayahnya, Hendrik Mbuik, menjadi ayah Vini. Namanya Osias Mbuik. Yang bersama istrinya, Oktaviana Bani, pasangan suami istri ini kemudian mengambil alih tanggung jawab untuk mengganti cinta yang hilang di tengah kehidupan Vini dan tiga saudaranya.
Keluarga pun bersepakat untuk bahu-membahu memberi setetes kasih sayang kepada 4 anak yatim piatu ini. Karena selain mereka, tak ada lagi tempat ternyaman untuk melabuhkan harap mereka, yang telah kehilangan kedua orang tuanya.
“Menuliskan kisah ini, jiwa saya ikut bergetar.
Saya ikut menangis, menelusuri kisah hidup yang membuat hati susah. Namun, saya menguatkan hati Vini Mbuik. Melalui telpon, saya menyakinkan dirinya, bahwa ia akan sukses, jika terus berharap dan berserah kepada Tuhan,” tulis Ibrahim Barsilai Jami, pada akun Facebook @IBee Martin, yang diposting pada Minggu (4/9) lalu, dan diakses ROTE MALOLE, Rabu (28/9).
Dalam postingannya, Ibrahim, yang akrab disapa Ibe, juga memperkenalkan diri sebagai ketua Yayasan Rumah Lontar Nusantara. Bahwa, organisasi tersebut memiliki misi untuk membantu anak-anak yang terkendala dalam melanjutkan pendidikan. Dengan visi yang diusung adalah menolong sampai akhir.
Bahwa, jenis bantuan yang diberikan adalah memfasilitasi dan memperoleh dana bea siswa. Ini difokuskan kepada anak-anak yang memiliki semangat juang yang tinggi, untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Tentang isi postinganya, Ibe, melampirkan sebuah video yang merekam tapak perjalanan Vini. Dan itu dikisahkan langsung oleh Osias dan Oktaviana, di depan rumah yang menjadi saksi bisu, kisah pahit Vini, selama kehilangan orang tuanya.
Sebagaimana dikisahkan Osias, yang didampingi istrinya Oktaviana, untuk kebutuhan makan sehari-hari, sangat jarang menikmati nasi. Hanya daun pepaya yang direbus agar bisa melewati keseharian hidup, sambil bertarung juang mengupayakan sesuap nasi.
Sehingga untuk berpikir terhadap kebutuhan lainnya, Osias, begitu sangat terkendala. Pasalnya, ada delapan orang anak yang harus diperjuangkan melewati hari-hari yang teramat sulit itu. Berikut, masa depan yang dicita-citakan, bisa jadi tak ada dalam benaknya.
Di mana, dari delapan orang anak ini, 4 diantaranya adalah Vini dan 3 saudaranya. Kemudian, 4 lainnya merupakan anak dari Osias dan Oktaviana. Ditambah orang tua dari Osias, yang tinggal tak jauh dari rumahnya, juga butuh diperhatikan dalam keseharian hidupnya.
“Bapak Osias, bercerita, sambil menangis. Bahwa hatinya sangat susah ketika mengingat kenangan di masa lalu, sangat berat perjuangannya. Ada keringat, air mata, dan darah telah disumbangkan untuk membesarkan anak-anak, agar berhasil di masa depan,” tulis Ibrahim dalam akun Facebooknya.
Singkat cerita, karena sangat terkendala membiayai kebutuhan pendidikan, Vini, akhirnya masuk ke sebuah panti asuhan. Keputusan itu direstui seluruh keluarganya. Itu dilakukan demi melanjutkan misi almarhum orang tuanya terhadap Vini.
Sehingga dalam rentangan waktu yang tak pendek itu, satu per satu jenjang pendidikan dienyam, dengan menamatkan diri. Mulai Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Semua itu dilalui Vini, di panti Mercy Rote, dengan balutan hangatnya cinta kasih, layaknya orang tua kandung.
“Bulan Desember 2021, Vini, datang ke Yayasan Rumah Lontar, dengan membawa segenggam mimpinya yang hampir usang. Saya mengobarkan semangatnya. Dan Ia bilang mau kuliah dan mencoba daftar seleksi beasiswa.
Tanpa ragu, saya langsung membantu mendaftarkan Vini mengikuti seleksi,” kata Ibrahim, dalam tulisannya.
“Setelah melalui semua proses, detik-detik menegangkanpun tiba. Saya kuatir, jika Vini, tidak lulus, maka kami tidak akan punya cerita yang mengagumkan tentang kebaikan Tuhan selama ini. Namun, Tuhan memberikan jawaban tepat pada waktunya. Vini Mbuik dinyatakan lolos seleksi SBMPTN dan lolos seleksi beasiswa KIP kuliah, tahun 2022,” sambung Ibrahim, dalam tulisannya.
Kabar gembira tersebut, langsung disampaikan kepada Vini. Tetapi diberikan dengan tak secara blak-blakan. Sehingga Vini, hanya diminta untuk mendatangi tempat di mana Yayasan Rumah berkantor.
Segeralah Vini, mendatangi rumah Lontar. Yang disebutnya dengan bibir gemetar, Vini melontarkan sebuah pertanyaan dengan kondisi tubuh tidak stabil.
“Ada apa, Papi,” tanya Vini Mbuik, kepada Ibrahim. “Kamu Lolos nak. Lolos beasiswa. Kamu akan menjadi seorang mahasiswa, Kamu akan punya harga diri. Kamu sangat membanggakan kami,” balas Ibrahim.
Vini, kata Ibrahim, langsung meluapkan kebahagiaanya dengan tangis yang begitu kencang. Karena tak kuasa menahan haru beraduk bahagia, papi Ibe, demikian Ibrahim disapa anak-anak binaannya, ikut menangis. Mereka larut bercucur bahagia, mengenang tapak yang dijejaki Vini, yang tangguh hati, kokoh tak tergoyah.
“Saya juga tak kuat menahan air mata yang mengalir dengan tiba-tiba di pipi saya. Tuhan membayar semuanya lunas,” tulisnya. (*/ROLLE/TIM)