MATANI, ROLLE.id–Bagi masyarakat Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, jalan berdebu sudah dianggap biasa.
Persisnya di persimpangan jalan dari Matani, ke jalan hati kudus, debu bak asap mengepul. Kondisi tersebut selain mengganggu arus lalu lintas, juga berdampak buruk untuk pernapasan.
Tapi jalur tersebut tetap ramai dilintasi kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Apalagi armada tangki yang bolak-balik mengangkut air untuk diantar ke konsumen.
Banyak juga truk-truk pengangkut barang yang melintas wilayah tersebut, sehingga kepulannya nampak menyerupai asap api.
Apalagi di musim kemarau saat ini, pemilik rumah di sepanjang jalur tersebut sudah tak bisa membukakan pintu dan jendela rumahnya.
“Memang warga sering siram biar sonde (tidak) ba’abu (berdebu), tapi tidak tahan lama abu su nae (sudah naik/mengepul),” kata Brayen, kepada awak media, beberapa waktu lalu.
Brayen, yang mengaku mahasiswa semester 3 di salah universitas di Kupang, mengaku tinggal di desa tersebut. Dan kondisi itu kemudian dikeluhkan karena sangat mengganggu.
“Kecuali setiap 30 menit siram, mungkin bisa. Tapi kalau tidak maka di sepanjang jalan itu abu deng asap beda tipis,” kata Brayen.
“Kalau mau buru-buru sonde bisa lewat Matani. Karena pasti sili (menghidari) lubang, tapi sonde bisa sili abu,” ungkapnya.
Demikian halnya yang dikeluhkan oleh salah satu pemuda yang mengaku bernama Pekos. Kondisi tersebut lebih dikhawatirkan kepada pengguna jalan.
“Musim begini kalau lewat Matani, harus hati-hati. Karena banyak pengendara yang keluar jalur hanya gara-gara abu masuk di mata. Orang yang jalan kaki, sering hampir kena tabrak karena debu,” kata Pekos. (*/ROLLE/JIT)