MEOAIN, ROLLE.id–Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, ikut merasa duka yang dialami keluarga Yusup Randi Pandie. Itu dinyatakan dengan mengunjungi keluarga korban di Desa Meoain Kecamatan Rote Barat Daya, Kamis (30/11).
Rasa belasungkawanya itu, nampak jelas dari rautnya, ketika melihat dua anak yang terlahir kembar. Masing-masing adalah Randy Stefanus Pandie, dan Rendy Hermanus Pandie. Keduanya berusia dua tahun.
Di mana, Yusup, yang dengan niatnya membeli sepeda motor di Kupang, diduga lompat dari kapal fery Garda Maritim 3 yang ditumpanginya.
Yusup, kemudian berstatus orang hilang, setelah dilaporkan keluarga di Polsek Pantai Baru, Kamis (23/11).
“Kasian, dong (mereka) dua masih kecil,” ucap Bupati Paulina, dengan mengusap kepala salah satu anak kembar, Kamis (30/11).
Saat menyampaikan hal tersebut, Eni Febryanty Suilima, istri Yusup, tak kuasa menahan sedihnya. Bupati Paulina, pun demikian.
Bahwa, Eni, harus menerima kenyataan pahit itu dengan mulai hidup menjanda. Yang tanpa Yusup, ketiga putranya tak lagi memiliki sosok ayahnya.
“Anak ada berapa?,” tanya Bupati Paulina. “Ada tiga mama,” jawab Eni,
“Ini yang kakak (sulung). Trus (lalu) dong (mereka) dua ini kembar,” sambung Eni, dengan menunjuk putra sulungnya, Jacobus Adrianus Pandie, dan anak kembarnya kepada Bupati Paulina.
Terlihat, Simon Pandie, yang duduk tak jauh dari Bupati Paulina, mengisahkan peristiwa naas itu. Bahwa, Yusup, anaknya, sempat mengabarinya sebelum tiba di Rote.
“Terakhir, dia telpon untuk dijemput. Beta (saya) masih bilang, ko lu ada bawa motor ma jemput lai,” kisah Simon, dengan dialeknya.
Walau demikian, Simon, tetap mengiyakan permintaan Yusup, anaknya. Sehingga dua orang dari Meoin, langsung ke pelabuhan Pantai Baru, untuk menjemput Yusup, yang pulang dari Kupang.
Dan karena Yusup, tak kunjung turun dari kapal, memantik rasa panik dari keluarganya yang tunggu di rumah. Sejumlah warga kemudian menyusul dengan menumpang mobil pick up, ikut mencari Yusup.
“Cari-cari, dia su sonde ada telepon ju nomor son aktif. Tapi motor ada, deng barang-barang yang katong kenal dari tas pakaian,” kata Simon.
“Jadi dia ilang (hilang) deng bawa kunci motor, KTP, STNK, deng Hp. Makanya telepon nomor sonde aktif. Kalau BPKB di dalam jok motor,” sambungnya yang mengaku iklas, dan berterima kasih.
“Terima kasih, mama su datang kasih kuat dan bawa bantuan untuk kami keluarga. Kami su iklas terima peristiwa,” ucapnya kepada Bupati Paulina, setelah menyerahkan sejumlah uang tunai, yang disantunkan kepada Eni, istri Yusup. Berikut, sejumlah logistik berupa Sembako, juga disertakan.
Sedangkan terhadap operasi SAR gabungan, belum ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke Yusup, korban hilang. Yang sedari awal, keluarga korban ikut ambil bagian dalam pencarian korban.
Sayangnya, hingga di hari ke-7 sebagai hari terakhir pelaksanaan operasi SAR, Yusup, belum juga ditemukan. Dan keluarga pun iklas menerima dengan lapang dada.
“Pihak keluarga sudah iklas. Dan itu dinyatakan dalam berita acara pelaksanaan operasi SAR yang sudah dilaksanakan selama 7 hari, tapi tidak mememukan korban,” kata Janwes.
“Sehingga operasinya ditutup atau dihentikan hari ini, Kamis (30/11). Tapi kalau ada informasi tentang tanda-tanda yang mengarah ke korban, maka bisa dibuka kembali,” sambungnya. (*/ROLLE/JIT)