TEBOLE, ROLLE.id–Ancaman yang dirasa ketua majelis jemaat GMIT Betesda Talae Mok, berbuntut laporan polisi, Jumat (29/3).
Chaterina Inya Mone Rambadeta, yang dipercayakan memimpin jemaat itu, tak menyangka akan mengalami hal itu.
Saat itu, ia (Chaterina) bersama beberapa jemaat setempat sedang berada di dalam rumah pastori. Membahas perayaan Paskah yang akan dilaksanakan.
Tak disangka, Kepala Desa Tebole, Mesak Jeferson Ndun, datang dengan suara marah-marah. Yang sebelum tiba, suaranya lebih dulu terdengar dari kejauhan.
“Kejadian sekitar jam 8 malam, Kamis (28/3). Waktu itu ada suara baribut dari bawah. Pastori agak di atas,” kata Irvan Saudale, dalam voice notenya, yang diterima ROTE MALOLE, Jumat (29/3).
“Mama tua (pendeta) kaget, sapa (siapa) yang su (sudah) baribut. Sampai di muka pintu ternyata bapa desa (Kades),” sambungnya.
“Mama tua bilang shalom bapa desa. Ada apa ini, masuk tenang dulu. Tapi bapa tua (Kades) marah-marah,” tambahnya.
Dikatakan, pendeta Chaterina, kemudian persilahkan Kades Mesak, untuk masuk ke Pastori. Beberapa kali seolah tak diindahkan.
Sesaat kemudian, sang Kades baru mau masuk. Tapi gunjinganya, tak kunjung henti. Rupanya, Kades, terlanjur tersulut emosi.
“Begitu duduk, Kades, tanya hasil sidang (rapat). Setelah dijelaskan, Kades, tetap marah-marah,” kata Irvan.
“Kades bilang ke pendeta, ibu ini, pendeta baru datang di sini, dan masih muda lagi,” ungkapnya.
“Dan beta (saya/Kades) kalau tikam orang bisa. Beta kalau tikam, tikam orang. Bapa Kades bilang begitu ke pendeta,” sambungnya.
Kapolsek Rote Selatan, IPDA Andi Darma Elim Sallata, yang dikonfirmasi ROTE MALOLE, membenarkan laporan tersebut.
Yang diakuinya, dalam waktu dekat, korban bersama saksi-saksinya akan dimintai keterangan. Begitu juga Kades Mesak, sebagai terlapor.
“Laporan sudah masuk tadi malam, Jumat (29/3). Selanjutnya, dalam waktu dekat ini kita mulai panggil korban dan saksi untuk diperiksa,” ucap IPDA Darma, dari balik panggilan WhatsApp, Sabtu (30/3). (*/ROLLE/JIT)