MODOSINAL, ROLLE.id–Efendi Hartoyo Muda, sesosok anak muda yang namanya ikut ditetapkan sebagai calon anggota DPRD Rote Ndao terpilih.
Bersama 24 calon lainnya yang terpilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Efendi, merupakan figur paling muda, dari usianya.
Betapa tidak, Efendi, dilahirkan tanggal 17 Februari 1991 di sebuah kampung kecil bernama Dalakumen, Desa Modosinal Kecamatan Rote Barat Laut.
Dua tahun berselang, setelah menyabet gelar Sarjana Sains Terapan (SST) di Politeknik Negeri Kupang, jurusan teknik sipil tahun 2014, Efendi, yang keseharian dipanggil Fendi ini, mulai terjun dunia politik (2016).
Sebelumnya, Fendi, bekerja sebagai Konsultan manajemen konstruksi di PT. Virama Karya. Ia dipercayakan menduduki jabatan koordinator wilayah Nusa Tenggara Timur.
Fendi, dalam karier politiknya diawali dengan meraih simpati paling banyak dari masyarakat Desa Modosinal, dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak tahun 2016.
Fendi, terpilih sebagai Kepala Desa (Kades) Modosinal, periode 2016-2022. Sekaligus mencatatkan namanya sebagai Kades termuda saat itu.
Atas prestasi dan kemampuanya dalam memimpin Desa Modosinal, Fendi, kemudian terpilih menjadi ketua dewan Presidium wilayah Forum Komunikasi Pemerintah Desa (Forkomdes) tahun 2018-2023.
Kemudian, Fendi merespon desakan warga yang menghendakinya ambil bagian dalan pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) sebagai salah satu kandidat Calon Anggota Legislatif (Caleg).
Fendi, pun melepas semua kapasitas yang melekat pada dirinya. Baik Kades, juga ketua Forkomdes.
Yang saat itu, Fendi, masih dipercayakan Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, untuk kembali memimpin Desa Modosinal, sebagai Penjabat (Pj) Kades.
“Karena diminta maju dewan (Caleg) jadi harus mundur,” kata Fendi, kepada ROTE MALOLE, Minggu (5/5).
Ubah Paradigma Tentang Politik
Fendi, yang bermodalkan dukungan masyarakat, boleh dibilang bergerak dengan ‘rupiah’ yang sangat minim dalam masa pencalonannya sebagai Caleg PKB.
Walau harus diakuinya bahwa, keberhasilan melalui jalur politik kerap diukur dengan jumlah uang yang dimiliki, tapi Fendi, memulainya dengan caranya sendiri.
Komitmen yang kuat, disebutnya mampu meretas anggapan terhadap politik yang identik dengan uang.
“Tapi harus intens dalam membangun komunikasi,” jelas Fendi.
“Jadi politik itu tidak selamanya harus ada uang. Tapi bagaimana cara kita menyakinkan dengan membangun komunikasi yang baik, dan menyentuh kebutuhannya,” sambungnya menjelaskan.
“Dan beta (saya) buktikan itu baru-baru ini dalam Pileg. Ternyata, sonde (tidak) semua orang terpilih karena uang. Itu cuma anggapan yang terlanjur ada,” jelasnya lagi.
Pemula Dengan Suara Terbanyak
Hadir sebagai figur muda, Fendi, cukup siap dengan semua konsekwensi setelah merespon desakan warganya.
Ditambah deretan kandidat lain yang terlanjur punya nama besar di Daerah Pimilihan (Dapil) Rote Ndao satu, ternyata menjadi spirit tersendiri bagi Fendi, sebagai seorang pendatang baru.
Perjuanganya pun berakhir hasil paling manis, dengan mengoleksi 1.283 suara sah dari Kecamatan Lobalain, Rote Barat Laut, dan Loaholu.
Sekaligus mencatatkan namanya sebagai kandidat peraih suara terbanyak ke-9, dari 25 orang Calon DPRD terpilih.
Fendi, kemudian ditetapkan sebagai calon DPRD terpilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan menempati kursi ke-5, dari total 10 kursi di Dapil tersebut.
Selain masih sangat muda, Fendi, juga sebagai kandidat pemula, yang kini mulai diperhitungkan kandidat senior lainnya.
Di mana, Fendi, yang hadir dengan membawa warna anak muda ini, memiliki semangat yang begitu fleksibel.
Itulah yang membuat Fendi, bisa diterima di semua kalangan.
Tapi, belum banyak yang tahu tentang keunikan lain yang dimilikinya.
Keuinikan ini terletak persis di ujung namanya, sebagai identitas diri semenjak lahir. Dan jarang dimiliki orang lain.
“Kayaknya beta sonde pernah jadi tua lai (lagi). Karena biar umur boleh tua, tapi nama tetap Fendi Muda,” guyonnya. (*/ROLLE/JIT)