BATUTUA, ROLLE.id—Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) pelabuhan Batutua, menyampaikan kerinduannya atas tanah Rote Ndao.
Tak banyak yang disampaikan dari mereka, yang cuma sekelompok orang yang berprofesi sebagai penjual jasa, mengangkat barang bawaan dari kapal ke pelabuhan (buruh bagasi) dan sebaliknya.
Hanya secercah kerinduan, menyusul adanya keluhan yang muncul dari wilayah kecamatan di bagian Timur Rote Ndao. Yakni kondisi jalan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti penyediaan air bersih.
“Katong (kita) adalah Rote Ndao. Jadi kalau masih ada keluhan dari Timur, katong yang di Barat juga rasa kasihan,” kata Otniel Nalle, yang mengaku sebagai koordinator TKBM di pelabuhan Batutua, kepada ROTE MALOLE, Rabu (14/8).
Ada bangganya terhadap kondisi infrastruktur yang terbangun di wilayah tempat domisilinya. Seperti jalan yang disebutnya memadai, justru memantik respon pilih kasih dari wilayah lain.
“Batong (kami) boleh senang di bagian barat karena jalan mulus. Trus bagaimana deng (dengan) basudara di bagian Timur. Apa dong (mereka) juga sudah senang?,” ungkapnya bernada tanya.
“Pasti dong bilang karena selama ini Bupati di bagian Barat, jadi begitu sudah. Itu yang buat katong (bagian Barat) dianggap sebagai anak emas, padahal sama-sama Rote Ndao,” sambungnya.
Kondisi itulah yang kemudian dirasanya tak berkeadilan. Sementara walau berkedudukan di Kecamatan Rote Barat Daya, Otniel, mengaku ada saudaranya yang tinggal di Rote Tengah, Rote Selatan, Pantai Baru, Rote Timur, dan Landu Leko.
“Karena katong semua adalah Rote Ndao, maka katong juga mau apa yang dibuat di bagian Barat, sama di bagian Timur, dan sebaliknya.
“Dan itu yang dikomitkan oleh paket Ita Esa. Pak Paulus Henuk, (Bacabup) tinggal di bagian Barat, tapi mau bangun Rote Ndao dari Timur. Ibu Apremoi Dudelusy Dethan (Bacawabup) su (sudah) tegaskan kalau Dapil dua bukan boneka,” ungkapnya.
“Dari kami sebagai TKBM Batutua, sangat rindu adanya perubahan di Rote Ndao. Yaitu pembangunan yang merata,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)
