Menolak Lupa, Petahana Tumbang di Pilkada Rote Ndao Bulan November, Pendatang Baru Menang

BA’A, ROLLE.id—Pasangan calon incumbent/petahana, pernah menelan pil pahit dalam pertarungan politik di Pilkada Rote Ndao.

Padahal, modal politik dan juga sosial, paling banyak dimiliki kandidat petahana, dibanding lainnya. Tetapi karena salah dikapitalisasi, sehingga kondisinya malah melawan ekspektasi.

Dan itu terjadi pada Pilkada tahun 2008. Christian N. Dillak (alm), yang merupakan kandidat petahana, berpasangan dengan Zakarias P. Manafe (Nazar). 

Nazar, yang secara kalkulasi politik memiliki segalanya. Sebab, Christian (alm) saat itu kembali mencalonkan diri sebagai calon Bupati, pasca kepemimpinannya sebagai Bupati Rote Ndao pertama.

Ditambah Zakarias, calon wakilnya yang menjabat ketua DPRD Rote Ndao.

Sehingga modal itu membuat Nazar, paling dijagokan, dari empat pasangan lainnya. Di mana, Nazar, masuk tarung Pilkada Rote Ndao, melalui jalur independen.

Sayangnya, segala modal yang ada digenggamnya tak berdampak apa-apa. Sebaliknya, kekalahan yang semestinya tak diharapkan, malah jadi bagian petahana.

Sebagaimana yang disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Muhamadiyah Kupang, Ahmad Atang, Sabtu (10/8).

“Modal sosial, dan politik jika tidak dikapitalisasi oleh calon incumbent (petahan) maka lawannya lebih banyak memiliki peluang untuk menang,” kata Ahmad Atang.

Dan yang mengalahkan pasangan petahana, bukan lawannya yang sebanding. Malah pendatang baru, yakni Leonard Haning-Marthen Luther Saek (alm), paket Lentera, yang juga menggunakan jalur independen.

Nazar, sebagai pasangan petahana, tumbang dalam putaran kedua, karena perolehan suara yang diraihnya belum mencapai 30 persen. Sebagaimana disyaratkan ketentuan perundangan sebagai angka kemenangan.

Dengan rincian perolehan suara yang lolos dalam Pilkada putaran kedua adalah, Nazar, 18.706 suara (29,92 persen), dan Lentera, 12.612 suara (20,17 persen).

Sedangkan perolehan suara ketiga pasangan lainnya, Alfred Zacharias-Steven Mbate Mooy (paket AS) meraih 12.181 suara (19,48 persen), Bernard Pelle-Nur Yusak Ndu Ufi (Benar) memperoleh 10.584 suara (16,93 persen), dan Marthen Luther Henuk-Junus Fanggidae, 8.439 suara (13,50 persen).

Dari hasil tersebut, KPU Rote Ndao sebagai penyelenggara, menjadwalkan Pilkada putaran kedua pada tanggal 24 November 2008.

Hasilnya, pasangan Leonard-Marthen, yang merupakan pendatang baru, mengoleksi paling banyak suara dari pasangan petahana, Christian (alm) dengan pasangannya Zakarias.

Petahana terpaut 3,405 suara dari pendatang baru yang mengoleksi 32.166 suara. Hasil itu memaksa petahana untuk ‘angkat topi’ sambil menerima kekalahannya dari pendatang baru dengan jumlah 28.761 suara yang dikoleksinya. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.