Perdana di Rote Ndao, Ada Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi Caka, Ini Rutenya

BA’A, ROLLE.id–Perayaan Nyepi Caka 1945 dipastikan meriah. Sebab, ini merupakan kali pertama yang dirayakan umat Hindu di Kabupaten Rote Ndao, semenjak Pura Agung Girinatha berdiri di Tuabolok.

Semaraknya dilakukan dengan melaksanakan serangkaian kegiatan yang tengah dipersiapkan. Diantaranya adalah pawai Ogoh-ogoh.

“Kami, umat Hindu di Rote Ndao akan melaksanakan pawai ogoh-ogoh”, kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Rote Ndao I Gede Santika, kepada ROTE MALOLE, Kamis (16/3).

Menuutnya, pawai Ogoh-ogoh merupakan rangkaian dari perayaan Nyepi Caka, yang dirayakan setiap tahunnya. Dan khusus untuk pawai tersebut, disebutnya merupakan perdana di Rote Ndao.

“Ini (pawai Ogoh-ogoh) untuk pertama kalinya di Rote Ndao, sejak Pura Agung Girinatha Tuabolok berdiri,” ungkapnya.

Dengan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dimulai dengan upacara Mecaru. Itu merupakan kegiatan persembahyangan yang dilakukan bersama seluruh umat Hindu di Pura. Selanjutnya, pada Selasa (21/3) dilangsungkan hari pengerupukan atau tawur kesanga.

Sejumlah umat Hindu di Kabupaten Rote Ndao, tengah melakukan persiapan untuk menyambut perayaan Nyepi Caka 1945, Kamis (16/3). Foto : Istimewa

Terhadap Ogoh-ogoh yang akan diarak, I Gede Santika, mengatakan wujudnya yang bersosok buta kala atau raksasa. Di mana, Ogoh-ogoh diarak keliling desa saat malam pengerupukan, bertepatan pada tilem kesanga (bulan gelap ke-9).

“Pawai ogoh-ogoh bertujuan menyerap energi-energi negatif di sekitarnya,” jelasnya.

Masih kata I Gede Santika, setelah diarak keliling, Ogoh-ogoh tersebut kemudian dibakar atau di-pralina. Hal tersebut dimaknai sebagai upaya untuk memusnahkan kejahatan yang disimbolkan dengan buta kala di muka bumi.

“Keesokan harinya, seluruh umat Hindu merayakan tahun baru Caka atau Hari Raya Nyepi dengan keheningan dan melaksanakan catur Brata penyepian, untuk merenungkan semua perbuatan selama setahun. Agar di tahun berikutnya, bisa menjadi lebih baik,” kata I Gede Santika.

“Untuk rutenya, dimulai dari Pura Agung-Polres Rote Ndao-Pasar Busalangga-Rujab Bupati-Perkantoran-Kelurahan Mokdale-Cabang Utomo-Lapangan Ba’a, dan berakhir di Pura Agung,” sambungnya. (*/ROLLE/TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.