KUPANG, ROLLE.id–Enam pekan lalu, yakni pada Minggu (9/1) Kapolsek Rote Tengah, IPTU Igo Pringgondani, persembahkan sebuah pujian kepada Tuhan di gereja. Ia nyanyikan pujian ‘Tiada Yang Mustahil’, sebuah lagu yang diciptakan oleh John Tanamal.
Lagu tersebut merupakan pujian terakhirnya untuk jemaat GMIT Dalek Esa Batuleli, salah satu jemaat di Dusun Batuleli, Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah. IPTU Igo, menyanyikanya, sebagai bentuk pamitan, yang belakangan baru diketahui.
Saat menyanyi, IPTU Igo, terlihat sangat lemah. Namun, jemarinya tetap diupayakan untuk memainkan alat musik jenis keyboard. Alunan suara yang dihasilkan, semakin memberkati jemaat melalui suaranya yang teriring musik.
Dan pujiannya berhasil dinyanyikan hingga akhir. Sayangnya, pada keesokan harinya, Senin (10/1), dirinya kembali dilarikan ke Kupang untuk dirawat.
Dan kondisi IPTU Igo, diketahui memang sempat membaik setelah menjalani perawatan. Tetapi akhirnya menutup semua cerita tentangnya. Sehingga masa-masa indah bersamanya, sudah tak mungkin untuk diulang kembali.
Cerita tentang IPTU Igo, ditutup pada, Jumat (18/2) dini hari. Dan walau terasa semu, semuanya masih bisa dikenang. Tetapi hanya melalui rekaman video dan jepretan kamera yang berhasil mengabadikan momen-momen indah bersamanya.
Dalam sebuah video yang diperoleh ROLLE.id, Minggu (20/2), IPTU Igo, saat menyanyikan pujian tersebut. Terlihat, dirinya mengenakan kemeja lengan panjang putih, sedikit bercorak di dada bagian atas. Dengan raut wajahnya yang sangat lemah, tetapi berusaha menahan sakit yang sedang diderita.
“Ia, bapa Igo, biasa menyanyi di gereja,” kata Elisabeth Yulensi Adu, Sekretaris Majelis Jemaat GMIT Dalek Esa Batuleli, Minggu (20/2) kepada ROLLE.id, di Kupang.
“Tapi hari ini, Minggu (20/2) beliau sudah tidak bisa nyanyi lagi. Berarti waktu itu, merupakan pujian terakhirnya bagi kami kemudian pergi untuk selamanya,” sambungnya.
Elisabeth, menyatakan, seluruh jemaat Batuleli, merasa kehilangan. Sebab, sosok IPTU Igo, dikenal bersahaja. Yang diakuinya sangat aktif mempersembahkan pujian di gereja.
“Setiap kali ikut ibadah, pak Igo, pasti menyanyi. Dan itu sudah ulang-ulang untuk kami. Pujianya sangat memberkati,” kata Elisabeth.
Setali tiga uang, Kepala Desa Lidabesi Kecamatan Rote Tengah, Chemsyie Lian, pun demikian. Karena merasa tersentuh, dirinya kembali menyanyikan lagu yang pernah dinyanyikan IPTU Igo.
Yang selain dirinya, pelayat lainnya juga melantunkan pujian di malam penghiburan. Tujuanya, terus menghibur keluarga yang sudah ditinggalkanya.
“Saya mau nyanyikan lagu ‘Tiada yang mustahil. Lagu ini pernah beliau (IPTU Igo) nyanyikan di Batuleli,” kata Chemsyie Lian, di Naikoten, saat dirinya melayat almarhum IPTU Igo, di rumah duka.
“Beliau nyanyikan dalam kondisi sangat lemah. Tapi pujianya sangat menyentuh dan membawa berkat tersendiri. Sehingga saya ingin menyanyikan untuk beliau,” sambungnya.
Sebelum dimakamkan pada, Senin (21/2) terlihat handai tolan dan juga rekan kerjanya datang melayat. Jumlahnya sangat banyak, yang selain mengambil bagian dalam duka keluarga, secara bergantianx mereka melatunkan pujian penghiburan.
Sementara IPTU Igo, tetap diam dalam bahasanya. Tubuhnya kaku dan terbujur dalam keranda. Sehingga semua yang melihatnya tersayat pedih, pilu mendalam di dalam dada. Namum, mereka tetap berserah terhadap kedaulatan Tuhan atas almarhum IPTU Igo. (*/ROLLE/TIM)