LONDALUSI, ROLLE.id–Seorang wartawan media cyber/online di Kabupaten Rote Ndao, nyaris dihajar beberapa orang mabuk di wilayah Kecamatan Rote Timur, Kamis (19/5) dini hari. Terduga pelaku telah dilaporkan kepada pihak berwajib, karena diduga melakukan tindakan pengancaman.
Kejadianya bermula disaat Mekris Ruy, hendak pulang ke rumah setelah menghadiri sebuah acara pernikahan di Baeoen Desa Hundihopo. Sesampainya di simpang tiga SD Eahun, dirinya kemudian berhenti karena melihat ada beberapa orang yang sedang duduk
Namun, karena sedang menikmati Minuman Keras (Miras) sehingga dirinya kemudian ditawarkan untuk sama-sama menikmati. Tapi karena menolak tawaran tersebut akhirnya ML, alias Rio, dan saudaranya SL, alias Inyo, mulai naik pitam.
“Inyo kasih tahu bandar untuk tuang sopi kasih beta (saya). Karena beta bilang sonde (tidak) minum, tapi dia terus paksa. Sambil paksa beta untuk minum, ML/Rio, sepupunya Inyo, juga datang,” kata Mekris Ruy, wartawan media Cyber/Online, Metro Buana, yang bertugas di Kabupaten Rote Ndao, kepada ROTE MALOLE, Kamis (19/5).
“Rio, datang ke arah beta sambil angkat baju, kasi tunjuk perutnya. Lalu dia (Rio) dorong, tapi karena beta lompat, makanya motor yang jatuh. Waktu itu, posisi beta masih sementara duduk di atas motor,” sambungnya.
Di saat yang bersamaan, telepon gengamnya pun diambil paksa oleh Rio. Hal itu mungkin saja dimaksudkan agar tidak ada sedikit pun jejak yang tertinggal atas tindakan yang direncakana kepada Mekris.
Rio, kemudian bergegas ke arah SD Eahun, setelah meraih perangkat yang ditargetkan. Dirinya begitu tak memperdulikan untuk mengembalikan Hand Phone yang bukan milknya, walau dimohon untuk dikembalikan oleh yang empunya.
“Lu (kau) mau video-video apa,” kata Mekris, yang mengulang ungkapan Rio, setelah merampas Hand Phone miliknya.
Mekris, mengaku, setelah telepon genggamnya dikembalikan, dirinya langsung mengabadikan kondisi motor yang sementara jatuh. Tiba-tiba, datanglah Inyo, dengan gelagat hendak melakukan kontak fisik terhadapnya.
“Beruntung bapak Yefta Daud, yang hadang, kalau sonde (tidak) Rio, sudah pukul beta. Dia (Rio) bilang ke beta begini, lu Mekris Ruy, lu wartawan to, selama ini beta ada te’e (intai/dendam) lu. Tapi beta pikir dong mabuk jadi beta sonde tanggapi apa-apa,” ungkap Mekris.
Karena dirinya tak menggubris, Rio, disebutnya semakin menjadi-jadi dengan amarahnya. Selanjutnya, Rio, masih kata Mekris, mengeluarkan ungkapan berbau ancaman yang ditujukan kepadanya sebagai seorang wartawan. Bahkan bahasa makian yang tak pantas pun dilontarkan kepada Mekris, karena berprofesi sebagai wartawan.
Dari hal itulah, wartawan Metro Buana.com, ini kemudian merasa semakin terancam. Dan untuk menghindari tindakan yang tidak diinginkan, Mekris, menghubungi seorang anggkota Polsek Rote Timur, dengan tujuan untuk minta perlindungan.
“Selang beberapa waktu, pak Kanit Intel, AIPTU Dedi Umbu Lado, datang baru beta bisa ambil motor dan menuju Polsek Rote Timur. Waktu buat laporan sekitar jam 3 subuh,” ungkap Mekris.
Terpisah, Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita, yang dikonformasi ROTE MALOLE, melalui Kasi Humas, AIPTU Anam Nurcahyo, membenarkan peristiwa tersebut. Yang diakuinya, telah dilaporkan di SPKT Polsek Rote Timur, dengan nomor laporan polisi : LP/B/28/V/2022/SPKT/Polsek Rote Timur/Polres Rote Ndao/Polda NTT, tanggal 19 Mei 2022.
“Perkara yang dilaporkan masih dalam tahap penyelidikan. Dengan tindak lanjutnya adalah, mengundang saksi pelapor untuk dimintai keterangan. Begitu juga tiga saksi dan terlapor,” kata Kasi Humas Polres Rote Ndao, AIPTU Anam Nurcahyo.
“Untuk saksi pelapor, pada Jumat (20/5) dan saksi lainnya, Sabtu (21/5). Sedangkan untuk dua terlapor pada hari Senin (23/3). (*/ROLE/TIM)