MBIU LOMBO, ROLLE.id–Selain meninjau proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Minyak Goreng (BLT Migor) di pulau Ndao, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1627/Rote Ndao, Letkol (Inf) Bayu Panji Bangsawan, juga melihat dari dekat progres pembangunan salah satu gedung gereja yang dibantu. Tepatnya di dusun Lombo, Desa Mbiu Lombo, Kecamatan Ndao Nuse.
Tinjauan tersebut dilakukan pada Jumat (3/6) setelah tiba di pulau terpencil itu. Dengan waktu peninjauan, dilakukan selepas dirinya melaksanakan sholat Jumat, di Masjid Al-Falah di Desa Ndao Nuse.
Gereja yang dibantu adalah, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), jemaat Kanaan Ndao. Di mana, gereja tersebut terkena dampak paling parah Siklon tropis badai Seroja.
Bangunan gerejanya runtuh dengan hanya menyisahkan sebagian kecil tembok yang dimiliki. Termasuk bagian atap tak ada yang tersisa. Sehingga setelah badai tersebut, fungsi gereja sebenarnya tak lagi dimanfaatkan. Dengan kegiatan peribadatan dilakukan di rumah-rumah jemaat yang berlangsung hingga saat ini.
“Semampu yang bisa dibantu, itulah yang kami bantu. Karena waktu ke sini itu, saya lihat memang paling parah. Hanya ada puing-puing, dan bagian tembok yang tersisa tapi setinggi kurang dari satu meter. Sedangkan bagian atas sudah tidak ada lagi,” kata Komandan Distrik Militer (Dandim) 1627/Rote Ndao, Letkol (Inf) Bayu Panji Bangsawan, kepada ROTE MALOLE, di lokasi pembangunan gedung gereja, di Desa Mbiu Lombo, Jumat (3/6).
Dari kondisi yang disaksikan saat itu, tergeraklah niatnya untuk berusaha membantu. Sejumlah bahan material berupa semen, seng dan paku, dibantu melalui program karya bhakti TNI Satkowil Semester I tahun 2022.
Di mana, kegiatan tersebut bertujuan sebagai upaya mengatasi kesulitan rakyat. Sekaligus sebagai upaya mendukung pertahanan negara di darat.
“Bukan hanya dari Kodim yang bantu, tapi jemaat setempat juga bersedia. Jadi kami baku dukung begitu (saling mendukung). Jemaat sediakan pasir dan kayu, sedangkan Kodim bantu dengan material lain. Tujuanya, biar cepat selesai pembangunanya dan gereja ini bisa digunakan kembali,” kata Dandim Bayu.
Dandim Bayu, menegaskan bahwa dukungan yang diberikan, diupayakan hingga proses pembangunanya selesai. Yang saat ini, masih tersisa beberapa item pekerjaan.
“Sampai selesai, karena yang kita kerjakan harus sampai tuntas. Saya yakin, ketika kita punya niat yang baik, Tuhan pasti buka jalan,” ungkapnya.
Terhadap kerusakan tersebut, gembala sidang Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), jemaat Kanaan Ndao, Andrianus Sepeh, mengaku hampir pasrah. Sebab, untuk membangun kembali gedung gereja, tentu membutuhkan waktu yang sangat lama dengan biaya yang tak sedikit.
Sementara kondisi perekonomian jemaat yang tidak memungkinkan untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena sewaktu dihantam badai Seroja, kondisi pandemi Covid-19, juga belum mereda.
Mereka seolah diperhadapkan dengan situasi yang teramat sulit. Tetapi prosesi peribadatan tetap dijalankan secara bergilir di rumah-rumah jemaat.
Mereka terus bergumul, dengan membawa kerinduan terhadap pembangunan gedung gereja mereka. Hingga akhirnya, harapan tersebut dibuat nyata, melalui perhatian yang diberikan melalui Kodim 1627/Rote Ndao.
“Bagi kami sebagai jemaat di sini, ini merupakan suatu mujizat Tuhan. Selama ini kami memang bergumul, tapi tidak pernah tahu kalau dari Kodim yang akhirnya bantu kami,” kata gembala sidang Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), jemaat Kanaan Ndao, Andrianus Sepeh.
“Suatu saat, ketika sedang duduk-duduk di depan rumah, ada seorang pemuda gereja bilang, bapa nanti sonde (tidak) lagi katong pung gereja dapat bantuan. Mendengar itu tiba-tiba saya merasa sangat bersemangat. Dan pemuda itu bilang, nanti ada anggota yang foto kondisi gereja untuk kirim,” kisahnya.
“Waktu itu karena sangat senang, saya langsung bangun dan berdiri. Dalam hati, saya bilang, terima kasih Tuhan, inilah jawaban atas pergumulan kami selama ini. Kemudian, saya dibawa oleh pemuda itu untuk ketemu sama anggota tentara yang bertugas di Ndao, namanya pak Herman. Dari situlah gereja kami mulai dibangun, dan ini hasilnya sudah hampir selesai,” sambungnya.
“Kami hanya bisa bilang, terima kasih Tuhan, yang telah menggerakan pihak Kodim untuk datang ke Ndao. Apa yang kami anggap mustahil, tapi Tuhan sanggup menyatakan itu terhadap kami. Dan ini merupakan kesaksian, yang terus saya saksikan, bahwa Tuhan sangat luar biasa menjawab pergumulan kami,” tutupnya. (*/ROLLE/TIM)