LIDALOAK, ROLLE.id–Kasihan, begitulah rasa iba setiap orang yang berkesempatan menatap raut wajah sedih beberapa siswa Sekolah Dasar (SD) Inpres Moklain. Ada yang sampai menangis, karena tak kuat benamkan rasa sedihnya.
Perasaan sedih itu dirasa tatkala petugas Tenaga Kesehatan (Nakes) dari Puskesmas Feapopi, secara berurutan membacakan nama untuk divaksin. Dan karena tidak mendapat restu dari orang tua, satu diantaranya langsung mengeluarkan suara tangis sedih.
“Beta (saya) sonde (tidak) mau divaksin,” jawab seorang siswa dengan suara yang amat sedih, sebagaimana dalam sebuah video yang diperoleh ROLLE.id, Selasa (15/3).
Dalam video tersebut, juga terlihat jelas kegiatanya. Di mana, saat itu, sedang dilaksanakan pelayanan vaksinasi di SD Inpres Moklain.
Dari siswa itulah kemudian menarik perhatian seorang yang berpakaian keki dan langsung menghampirinya. Dengan sedikit membungkukan badan sambil merangkulnya dan bertanya, “mengapa tidak mau vaksin?,” tanya pria itu.
“Orang tua yang pesan untuk sonde boleh terima vaksin,” jawab siswi itu dengan suara terbata-bata karena sedang menangis.
Belakangan baru diketahui bahwa, pria tersebut adalah Kepala SD Inpres Moklain, Desias Lalay. Di mana dalam pelaksanaan vaksinasi itu, selain dirinya, pemantauan dan pengawalan dilakukan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kapolsek Rote Tengah, Ipda Charles Rihi Pati, bersama beberapa anggotanya.
Ternyata, di desa Lidamanu dan desa persiapan Lidaloak, masih terdapat sejumlah warga yang tetap bersikeras untuk menolak vaksinasi. Hal itulah yang kemudian ditekankan kepada anaknya untuk tidak menerima vaksin di sekolah.
Belum diketahui secara pasti alasan yang mendasari keputusan untuk menolak vaksinasi. Yang kemudian berdampak pada psikologi beberapa anak yang masih bersekolah, yakni, MF, siswa kelas VI, ED, CF, dan CD, siswa kelas IV.
Berdasarkan penelusuran ROLLE.id, terhadap orang tua keempat siswa tersebut, diketahui bahwa, MF, merupakan anak dari MF, ED, anak dari GD, CF, anak dari CF dan CD, anak dari RD. Selain MF, ketiganya merupakan siswa kelas IV. Semuanya berdomisili di Dusun Moklain, desa persiapan Lidaloak.
Karena tidak mau divaksin, pihak sekolah pun tidak bisa berbuat banyak, apalagi sampai memaksa. Keempat siswa tersebut kemudian tidak dilayani vaksinasi oleh tim vaksinator.
Walau demikian, pihak sekolah ingin mengetahui alasan orang tua yang melarang anaknya untuk divaksin. Alasanya agar bisa dipertanggung-jawabkan.
“Nanti kami undang untuk minta alasan dari orang tua mereka. Sebab, dari siswa hanya mengatakan bahwa orang tuanya tidak ijinkan,” kata Kepala SD Inpres Moklain, Desias Lalay. (*/ROLLE/TIM)