SOTIMORI, ROLLE.id–Lentera, memang sudah tak asing bagi masyarakat Kabupaten Rote Ndao. Yang ketika mendengarnya, banyak yang bisa gagal dalam mengartikannya.
Tapi harus diakui, nama Lentera, terlanjur ‘ngetrend’, setelah muncul pertama kali dalam pesta demokrasi lima tahunan di Rote Ndao. Tepatnya di tahun 2008, yang setelah itu, rasa-rasanya kian menyatu dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sehingga tak jarang, warga Rote Ndao, menggunakanya (Lentera) untuk ‘melabeli’ barang yang dimiliki sebagai identitas. Yang diyakini, nama tersebut memiliki ‘energi’ tersendiri.
Terlepas dari itu, Lentera, sendiri merupakan perangkat pencahayaan yang portabel. Fungsinya sebagai penerang, karena bisa menghadirkan seberkas cahaya terang.
Sehingga biar tak salah sangka, walau ‘Lentera’ sering dikaitkan dalam hiruk-pikuk perebutan kekuasaan politik, tapi Lentera yang satu ini bukan untuk hal tersebut.
Yang walau menang saat berkompetisi, Lentera ini, hanya meraihnya dalam sebuah kompetisi tingkat gereja. Yakni di perlombaan dayung sampan yang diselenggarakan jemaat GMIT Dale Sue Kenamoen, Desa Sotimori Kecamatan Landu Leko.
Perayaan lombanya oleh panitia penyelenggara diselenggarakan untuk memeriahkan dua hari besar gerejawi, di penghujung bulan Oktober.
Masing-masing, Hari Ulang Tahun (HUT) reformasi ke-506, dan HUT Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ke-76. Berikut, penutupan bulan keluarga tahun 2023, yang rutin dilaksanakan meyongsong Natal.
“Paket Lentera, buang putus,” singkat ketua panitia penyelenggara lomba, Efraim Surah, kepada ROTE MALOLE, Kamis (2/11).
Disebut paket, karena peserta lomba dayung sampan terdiri dari dua orang. Dengan total peserta 6 paket, yang sama-sama berjuang merebut menang dari titik star.
“Pemenangnya adalah, paket Lentera juara 1, peserta Garial Matasina dan Rano Rotte. Juara 2, paket Dei Mitan, peserta, Melson Bulan dan Marinus Matasina. Dan juara 3, paket Sadi Soda, peserta Jesis Ballo dan Ferdi Bessie,” ucap Efraim.
Selain ketiga paket tersebut, Efraim, juga menyebut 3 paket lain yang ikut berlomba. Yakni, paket Pasti Dua yang ku pilih, Persero, dan Kita Bersaudara. Di mana, ada beberapa lomba yang diselenggarakan panitia penyelenggara.
“Total peserta 6 paket, jadi ada 12 orang. Satu sampan dua orang. Dan sampan yang kami pakai adalah bantuan pemerintah desa Sotimori, kepada masyarakat nelayan,” ungkapnya.
Sebelum lombanya dimulai, ketua majelis jemaat GMIT Dale Sue, pendeta Simson Nenohayfeto, berpesan untuk memelihara semangat kebersamaan kasih. Sebab, kompetisi yang diselanggarakan itu, sifatnya hanya untuk memeriahkan.
“Semua yang terlibat dalam kegiatan ini bukan orang lain. Semuanya adalah saudara, yang sama-sama lakukan lomba untuk memeriahkan,” kata pendeta Simson.
“Untuk itu, jaga dan pelihara suasana kebersamaan ini dengan baik. Mari, sama-sama kita tangkal setiap gesekan yang memicu perpecahan diantara kita,” sambung pendeta Simson. (*/ROLLE/JIT)