BA’A, ROLLE.id–Abdul Gani Wora, alias Abdul, alias AGW (44), bersama Kamaludin, (38) dan Irwan, (37) mengungkap cerita di balik perlayarannya membawa orang asing.
Dimulai dari Abdul, yang merupakan seorang nelayan asal Desa Pemana Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.
Bahwa, Abdul, oleh seseorang berinsial BP, diminta mengantar kapal ke Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), untuk mengangkut ikan kering, Kamis (9/5).
Abdul, kemudian mengajak rekannya Kamaludin, dan Irwan, dengan upah yang senilai Rp. 5 juta, setelah berhasil.
Setengah dari kesepakatan itu langsung diterima cash sebelum berangkat dari pelabuhan Mole-Sikka, dengan menumpang kapal kayu bercat putih, yang disediakan BP.
Kapal dengan nama Anarsi Club ini, menempuh perjalanan 4 hari dari Sikka, dan tiba di pulau Moa-MBD, pada Rabu (15/5).
Sekira pukul 17.00 wita, datanglah BP, menemui ketiga orang yang disewanya itu, membawa serta dua orang Warga Negara Asing (WNA) asal Cina dengan mobil Hilux warna Kuning.
“Sampai di pelabuhan Moa, dua orang WNA ini kemudian dinaikan ke kapal mereka,” kata Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, dalam konferensi pers, Selasa (28/5).
“Saudara AGW ini tanya, kami diminta untuk mengambil ikan kering,” ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Mardiono, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ke-3 ABK tersebut.
Yang saat menyampaikan, ia didampingi Kasat Reskrim, AKP Markus Foes, dan Kasi Humas, Aiptu Anam Nurcahyo.
“Karena merasa ditipu, saudara AGW kembali menghubungi saudara BP,” jelas Kapolres Mardiono.
Dari komunikasi tersebut, terjadilah kesepakatan baru antara ketiga ABK dengan BP.
Dengan tidak lagi mengangkut ikan kering sebagaimana kesepakatan awalnya, ketiganya malah diminta BP, untuk mengantar dua WNA Cina, yang berniat mencari pekerjaan di Australia.
Kedua WNA tersebut adalah, Wang Wen Hua, dan Wang Quan Hui.
“Ketiga ABK ini, dalam keteranganya dijanjikan upah tambahan, masing-masing Rp 20 juta,” jelas Kapolres Mardiono.
“Tapi, bayarannya setelah kembali dari Australia. Sehingga berangkatlah mereka menuju Australia, dengan koordinat yang dikirim saudara BP,” sambungnya menjelaskan.
Apesnya, tersisa jarak sekira 17 mil dari daratan Darwin, kapal mereka terhadang pihak Australia yang berpatroli.
Tak satu pun kelengkapan yang bisa ditunjukan saat diperiksa, sehingga kelimanya tak diijinkan masuk wilayah Australia.
“Karena kapal mereka rusak, sehingga diberikan satu unit kapal berlapis Viber, berwarna putih les biru dan hitam, dengan sebuah GPS Garming Etrex warna hitam,” beber Kapolres Mardiono.
“Petugas AL Australia, kemudian mengawal sampai batas perairan Australia-Indonesia, dan mereka melanjutkan pelayaran melalui perairan laut pulau Rote,” jelasnya.
“Sehingga berdasarkan informasi dari warga, kami Polres Rote Ndao telah mengamankan satu unit kapal, ditumpangi 3 ABK berkewarganegaraan Indonesia, membawa 2 WNA asal Cina,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)