BA’A, ROLLE.id–Sebanyak empat kelompok masyarakat (Pokmas) yang tersebar di empat desa di Kabupaten Rote Ndao, berhasil memproduksi produk olahan untuk dipasarkan. Kelompok tersebut dibina oleh United Nations Development Programme (UNDP).
Kelompok tersebut adalah, Dalek Esa di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, dan Kelompok Tasi Bo’a di Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat. Berikut, Kelompok Ina Landu di Desa Landu, dan Kelompok Ita Esa di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya.
Dengan pendampingan yang dilakukan melalui proyek Project Arafura and Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA), empat kelompok tersebut, telah mengasilkan puluhan juta dari penjualan produk yang dihasilkan.
Sebut saja, ada Wedang dan Sirup mangrove, yang diproduksi Pokmas Dalek Esa (Desa Daiama), Rumput Laut Siap Saji, oleh Pokmas Ina Landu, Desa Landu.
Kemudian, Nometo Massage Oil, yang diproduksi Pokmas Tasi Bo’a, Desa Bo’a. Dan sabun mandi Minano, berbahan dasar mangrove, diproduksi oleh Pokmas Ita Esa, desa Oeseli.
“Kelompok Ita Esa, sejak periode 2022 hingga Februari 2023, total sabun yang diproduksi sebanyak 1.600 potong. Dengan hasil penjualanya sebesar Rp. 18.039.500. Rp.12 juta dibagikan kepada anggota kelompok dan total saldo kelompok per 22 Februari sebesar Rp. 6.482.500,” kata field facilitator ATSEA-2, di Rote Ndao, Mike Leuape, dalam laporanya, Kamis (23/2).
“Kelompok Tasi Bo’a, total massage oil yang dijual periode Juni hingga Desember 2022, sebanyak 240 botol. Dengan total pendapatan dalam bentuk tabungan kelompok sampai 22 Februari 2023 adalah Rp. 5.370.000. Sedangkan untuk kelompok Ina Landu, di Desa Landu, dan kelompok Dalek Esa, di Daiama, masih dalam pendampingan,” ungkapnya
Mike, berharap, program tersebut berkesinambungan. Sehingga pendampingan yang intensif dilakukan terhadap kelompok-kelompok masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan juga keterampilan.
Merespon laporan yang disampaikan itu, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, langsung menyatakan dukunganya. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk komitmen bersama.
Bahwa tak hanya pemerintah daerah, Bank NTT Kantor Cabang setempat pun, ikut berkomitmen. Dan kedua pihak ini kemudian menyatakan dukunganya dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk mendukung UNDP melalui proyek Project Arafura and Timor Seas Ecosystem Action fase kedua (ATSEA-2).
Dengan penanda-tanganannya, masing-masing dilakukan oleh Kepala Dinas Perindagkop-UMKM Johni Manafe, yang mewakili Pemerintah dan pimpinan KC Bank NTT Rote Ndao, Sender Dewa Lele.
“Semua masyarakat Kabupaten Rote Ndao harus mendukung. Menggunakan produk lokal yang dihasilkan 4 Pokmas binaan ATSEA-2,” ucap Bupati Rote Ndao, dalam sambutanya pada acara tersebut.
Dikatakan, Pemda Rote Ndao berkomitmen mendukung pengembangan mata pencaharian alternatif terhadap masyarakat lokal. Terlebih khusus kepada masyarakat pesisir yang bergantung pada hasil laut, untuk meningkatkan kemampuan dan ketangguhan beradaptasi, menghadapi perubahan iklim.
Sehingga, melalui penandatangan MoU dan PKS, dilakukan untuk mendukung peningkatan kualitas dan nilai tambah produk. Sekaligus meningkatkan produktivitas yang berdaya saing, khususnya bagi perempuan dan komunitas difabel.
Sementara itu, pimpinan KC Bank NTT Rote Ndao, Sender Dewa Lele, mengatakan, penandatangan MoU dan PKS ini, secara resmi pihaknya berkolaborasi dengan pemda setempat. Yang disebutnya ikut berperan menyempurnakan dan memastikan pembangunan berkelanjutan kelompok-kelompok masyarakat yang telah dibangun melalui proyek ATSEA-2.
“Kiranya komitmen bersama ini mampu menguatkan desa ketika berkompetisi secara sehat, baik di dunia digital dan global dengan nilai beda dan unggul,” kata Sender.
Sebagai informasi, Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek, mendampingi Bupati Paulina, menyaksikan momen penandatangan tersebut, di ruang Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBUPP) Kamis (23/2). Berikut sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). (*/ROLLE/TIM)