DAIAMA, ROLLE.id– Kegiatan pelepasliaran Kura-kura leher panjang di Danau Ledulu, Desa Daiama Kecamatan Landu Leko jadi sorotan Nasional, bahkan Internasional.
Bukan hanya karena satwanya langka dan endemik. Tapi karena di balik acara itu ada deretan pihak besar yang turun tangan bersama Wakil Bupati (Wabup) Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan, Selasa (21/10).
Dan benar. Ada Menteri Kehutanan Republik Indonesia Raja Juli Antoni, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma, hingga perwakilan lembaga riset nasional dan mitra konservasi dunia.
Tak hanya itu. Masih ada Balai Besar KSDA NTT, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan.
Selanjutnya, PT Alam Nusantara Jayatama sebagai penangkar, dan Vantara Nature Rescue and Rehabilitation Center dari India.
Bahkan perwakilan Kedutaan Uni Emirat Arab dan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok pun ikut menyaksikan langsung momen bersejarah itu di Kabupaten Rote Ndao.
Semua hadir dengan satu semangat, menjaga warisan hayati Nusantara dari Rote untuk Indonesia. Sekaligus sebagai bukti bahwa Rote Ndao, kini menjadi pusat perhatian dunia dalam urusan konservasi.
Dan ada pesan cinta lingkungan yang dikirim ke seluruh penjuru. Bahwa, melestarikan bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama.
Bahwa, Daiama kini tak hanya menyimpan kisah tentang Kura-kura leher panjang yang kembali pulang.
Tetapi menjadi jejak solidaritas antara pemerintah yang bersatu, lembaga yang bekerja sinergis, dan masyarakat yang bangga menjaga tanahnya.
“Kami tidak bekerja sendiri,” tegas Wabup Apremoi, dalam sambutanya di kegiatan pelepasliaran Kura-kura leher panjang di Desa Daiama, Selasa (21/10).
“Ada kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Semua punya peran penting untuk memastikan Kura-Kura Rote tetap hidup di habitat aslinya.” Sambungnya. (*/ROLLE/JIT)
