DAIAMA, ROLLE.id—Sebanyak 20 ekor Kura-kura Rote (Chelodina mccordi) dilepasliarkan ke rumahnya, ke air dan lumpur Ledulu Desa Daiama Kecamatan Landu Leko yang damai, Selasa (21/10).
Pelepasliaran ini dilakukan Meteri Kehutanan Repulik Indonesia, Raja Juli Antonio, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Detha, serta sejumlah pejabat pemerintahan dan pemerhati lingkungan.
Prosesinya bukan sekadar acara seremonial. Tapi perjalanan panjang dari penangkaran dan riset konservasi yang dilakukan bertahun-tahun lamanya.

Di mana, pelepasliarannya digagas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi NTT, bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Yang menandai langkah nyata menjaga satwa langka endemik Rote, yang merupakan satu-satunya jenis kura-kura leher panjang di dunia, simbol ekologi Indonesia Timur.
“Kura-kura Rote dilindungi karena populasinya sudah sangat menurun di alam,” jelas Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, dalam prosesi pelepasliaran Kura-kura leher panjang, Selasa (21/10)

“Ini hasil kolaborasi riset, teknologi, dan cinta pada alam,” sambungnya menjelaskan.
Lain lagi dari ahli herpetologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amir Hamidy. Bahwa Indonesia disebutnya memiliki 18% dari total kekayaan reptil dunia.
Dan Ledulu menjadi saksi. Bahwa kehidupan yang pernah punah, kini kembali berdenyut di rumahnya sendiri.
“Upaya seperti ini menarik perhatian dunia,” kata Amir Hamidy. (*/ROLLE/JIT)