DAIAMA, ROLLE.id– Pemerintah Kabupaten Rote Ndao tengah mengukir sejarah baru melalui proyek strategis Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN).
Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi fondasi ekonomi jangka panjang yang ditujukan sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.
Dalam kegiatan sosialisasi percepatan penyiapan lahan yang digelar di Gereja GMIT Ebenheser Soao, Desa Daiama Kecamatan Landu Leko.
Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, menegaskan bahwa proyek K-SIGN merupakan investasi jangka panjang, bukan proyek sesaat.
“Ini bukan proyek untuk hari ini saja. Tetapi untuk masa depan anak cucu kita,” kata Bupati Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, Rabu (18/6).
Dengan luas lahan yang direncanakan mencapai lebih dari 13.000 hektar, tersebar di Kecamatan Landu Leko, Rote Timur, dan Pantai Baru, pemerintah menargetkan Rote Ndao sebagai pusat industri garam nasional.
Hal ini sejalan dengan target pemerintah pusat untuk mengakhiri ketergantungan impor garam industri pada tahun 2027.
Lebih dari sekadar ambisi ekonomi, proyek ini diharapkan mampu mengubah struktur sosial dan ekonomi Rote Ndao secara menyeluruh. K-SIGN diproyeksikan menyerap puluhan ribu tenaga kerja, mendorong tumbuhnya UMKM, serta membuka akses pendidikan dan pelatihan vokasi bagi masyarakat lokal.
Bahwa, pemerintah telah merancang program pemberdayaan yang inklusif. Pemilik lahan lokal tidak hanya diberi peran, tetapi diberi kesempatan untuk berkembang.
Di antaranya adalah program beasiswa untuk anak-anak pemilik lahan serta prioritas perekrutan sebagai tenaga kerja sesuai bidangnya.
“Kami ingin agar anak-anak kita kelak tidak hanya mengenang proyek ini sebagai sejarah, tapi menjadi bagian dari cerita sukses yang mereka bangun sendiri,” harap Bupati Henuk. (*/ROLLE/JIT)