Kasihan Bobbi Hida, Terbaring Kaku di Perahu Sendiri, SMSI Rote Ndao Ikut Berduka

OELUA, ROLLE.id–Keluarga almarhum Maksi Bobbizon Hida, alias Bobbi Hida, berlapang dada menerima kematiannya. Ada surat yang sudah diteken sebagai bukti penerimaannya.

Dalam kronologisnya yang disampaikan Polres Rote Ndao, Bobbi, ditemukan sudah tak bernyawa. Ia (Bobbi) lebih dulu naik ke atas perahu setelah mengeluh pernafasanya yang sedikit terganggu.

Saat itu, ia bersama 5 rekannya sama-sama pergi melaut. Yakni, Rahman Ila, Asraf Husein Madimin, Suprino Idris Madimin, Mardi Husein, dan Leo Bolang.

Dengan menumpang dua perahu, mereka bertolak dari pantai Oelaba, sekira pukul 15.00 wita. Bobbi, bersama Rahman, Asraf, dan Suprino, di perahu miliknya. Sedangkan dua rekan lainnya di perahu berbeda.

Sama sekali tak disangka saat itu merupakan kali terakhir bersama Bobbi memanah ikan. Kebetulan Bobbi, kesehariannya juga sering melaut, dengan perahu miliknya.

Dan sementara memanah ikan, kepada rekannya Rahman Ila, Asraf Husein Madimin, dan Suprino Idris Madimin, Bobbi, seolah melakukan ‘pamitan’, dengan mengeluh kalau nafasnya terasa sesak

Padahal, mereka baru sekitar setengah jam mereka turun di dalam laut untuk memanah ikan. Dan jarum jam diperkirakan menunjuk pada pukul 20.30 wita.

“Korban mendahului naik kepermukaan,” kata Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, melalui Kasi Humas, AIPTU Anam Nurcahyo, kepada ROTE MALOLE, Jumat (2/2).

Bobbi, kemudian ditemukan Rahman, dalam posisi tidur terlentang di bagian belakang perahu. Dan Rahman, yang naik dari bagian depan perahu ini, dikiranya sedang beristirahat. Ia pun membangunkan dengan memanggil-manggilnya.

“Rahman Ila, yang naik di atas perahu milik korban dari bagian depan, memanggil-manggil korban yang dimana hendak mengajak untuk pulang. Namun tidak ada tanggapan,” kata Anam.

Kondisi Bobbi, pun dipastikan semua rekan lainnya. Dan memang ia (Bobbi) sudah tak bernyawa, di atas perahunya sendiri.

Di samping tubuhnya yang terbaring kaku itu, ada seperangkat peralatan panah ikan yang sebelumnya digunakan. Yakni, satu pasang sepatu, satu buah kaca mata selam, 2 alat panah yang berukuran ± 1 meter, juga sejumlah ikan hasil tangkapannya.

Bobbi, meninggal di tengah laut Sai Tonggo, Desa Mbueain Kecamatan Rote Barat, Kamis (1/2), saat 5 rekannya masih menyelam memanah ikan. Yang sehari sebelumnya, Bobbi, juga melakukan aktifitas yang sama bersama 2 rekannya.

“Pada hari Selasa, tanggal 30 Januari 2024, korban sempat pergi melaut/menyelam mencari ikan bersama saksi Asraf Husein Madimin, dan saksi Suprino Idris Madimin,” kata Anam.

Khabar duka itu juga dirasa sedih keluarga Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Rote Ndao. Bahwa, ada janji yang sempat disepakati untuk bertemu bendahara SMSI, Endang Sidin, bersama beberapa anggota lainnya, pada hari Minggu (4/2).

Tak hanya melalui chat room WhatsApp, dalam panggilan suara, masih terdengar candanya yang begitu ceria.

“Katong dua (saya dan Bobbi) masih batelpon (telponan). Maen gila, bakatawa (berkelakar). Malam dengar khabar begini dia su pigi (meninggal),” kata Endang.

“Kemarin, Kamis (1/2) katong bajanji (janjian) ketemu, sekedar reuni kecil-kecilan deng (dengan) teman-teman wartawan, hari Minggu (4/2). Tapi kasian, om Bobbi, su pigi jauh,” sambungnya sedih. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.