NasDem Kecewa Ulah Oknum PPK Panbar yang Serobot Masuk TPS Saat Coblos, Bawaslu Akui Terima Laporan

KEOEN, ROLLE.id–Ulah oknum Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pantai Baru, menyisahkan kecewa Partai Politik (Parpol) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Bagi partai NasDem, kejadian yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 Desa Keoen, merupakan tindakan penyerobotan kewenangan.

Pasalnya, saat itu kegiatan pencoblosan sementara berlangsung. Sehingga semua aktifitas yang terjadi di dalam ruang TPS, otomatis menjadi tanggung-jawab Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau (KPPS).

Sayangnya, hal tersebut tak berlaku di TPS tersebut. Ada oknum PPK, yang masuk dengan modus memberi arahan.

Akibatnya, tiga orang saksi yang ditugaskan Parpol, satunya saksi NasDem, tidak diijinkan memberi hak suaranya untuk memilih.

Dan oknum PPK tersebut adalah Valen Djawa, sekaligus sebagai Koordinator Wilayah (Koorwil) yang mengkoordinir beberapa desa, termasuk Desa Keoen.

“Kami tahu dia itu PPK. Tapi saat ini itu ranahnya KPPS,” kata Olafbert A. Manafe, kepada ROTE MALOLE, Selasa (20/2).

“Dan itu bukan waktunya sosialisasi, tapi pencoblosan. Jadi tidak ada lagi campur tangan PPK dalam urusan itu. Setelah itu baru silahkan evaluasi atau bagaimana, silahkan,” sambungnya.

Olafbert, yang kerap disapa Papi, begitu kecewa terhadap tindakan oknum PPK tersebut.

Sebab, pihaknya merasa dirugikan dengan tidak diberi ruang kepada saksinya untuk memberi hak politiknya.

Ditambah 2 saksi lain, yang disebutnya dari Gerindra, dan Golkar, ikut dibatasi di TPS 02 Keoen, saat hendak mencoblos.

Sehingga demi tegaknya keadilan terhadap hak-hak pemilih yang dibatasi dalam Pemilu, diakuinya pengaduan telah dilayangkan ke Bawaslu.

“Kejadian itu sudah dilaporkan ke Bawaslu, dengan beberapa point aduan. Di dalamnya kami langsung adukan oknum PPK itu, karena ulahnya sudah merugikan kami dalam Pemilu,” kata Papi.

“Bahwa, oknum Valen Djawa, bukan KPPS, bukan pemilih, bukan saksi, tapi masuk TPS, saat pencoblosan berlangsung. Itu yang kami sesalkan,” ungkapnya.

Terpisah, ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Rote Ndao, Demsi Toulasik tak menampik laporan tersebut.

Dengan tak banyak berkomentar, ia hanya mengaku dari balik panggilan WhatsApp, saat dikonfirmasi ROTE MALOLE, Rabu (21/2).

“Ia, ia, laporanya su (sudah) masuk,” singkat Demsi. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.