BA’A, ROLLE.id–Suhu politik di Kabupaten Rote Ndao, mulai memanas, seiring musim hujan yang kurang menentu.
Ini bukan soal coblos-mencoblos Calon Presiden (Capres), atau Calon Legislatif (Caleg) DPR RI, DRPD Provinsi, Kabupaten/kota. Bukan juga untuk memilih sosok Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti.
Tapi ini tentang nasib Rote Ndao. Nasib yang dinantikan seluruh masyarakat jelang berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao, tanggal 14 Februari 2024.
Tensinya kian terasa dengan munculnya Bakal Calon (Balon) Bupati Rote Ndao. Yang diketahui, baru ada dua kandidat mulai ambil ancang-ancang untuk ikut berlaga.
Masing-masing adalah Paulina Haning-Bullu, dengan semangat keberlanjutan, kontra Paulus Henukh, dengan tawaran perubahannya.
Tapi keduanya hingga kini belum secara resmi menyatakan niatnya untuk bertarung. Hanya terlihat sebatas simbol, dan juga sinyal yang dimunculkan, dari gestur dan juga ucapan.
Bahwa, dari Paulina Haning-Bullu (PHB), sedikit memunculkan niatnya untuk kembali berlaga dalam Pemilihan Bupati (Pilbub) Rote Ndao, periode 2024-2029.
Dia membungkusnya dalam untaian terima kasih, atas kepercayaan masyarakat selama mengemban amanah sebagai Bupati Rote Ndao, dari 14 Februari 2019 hingga 14 Februari 2024 nanti.
Dan niatnya itu semakin jelas tersirat dalam kalimat yang dirangkainya, dengan mengatakan, “walau pun nanti berakhir, tapi kita tetap saling mendoakan. Kiranya Tuhan berkenan, kenapa tidak’.
Untaian itu terdengar di perayaan Natal Korpri dan Tahun Baru 2024, sekaligus melangsungkan acara syukuran 5 tahun kepemimpinanya bersama Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek, pada Jumat (2/2).
Sinyal itu pun langsung dibalas seru, oleh salah satu penantangnya, Paulus Henukh, alias PH. Dia memang sudah digadang-gadang untuk maju bertarung, rebut posisi Bupati kali ini (2024-2029).
Dengan balasannya, dikemas penuh emosional dalam kegiatan kampanyenya (PH) di Desa Lidor Kecamatan Loaholu, sebagai seorang Caleg DPRD Rote Ndao, Minggu (4/2)
Sosok PH, dieluk-elukan dalam sorak gegap-menggempita dari kalangan masyarakat akar rumput. Mereka berasal dari Desa Lidor, dan Mundek, kompak dalam satu teriakan melebihi kapasitas PH, saat itu.
“Perindo menang, PH Bupati. Perindo menang, PH Bupati. Perindo menang, PH Bupati. Perindo menang, PH Bupati,” sorak warga yang berbalas dengan Jurkam, sebagaimana dalam sebuah video yang diperoleh ROTE MALOLE, Minggu (4/2).
Dengan munculnya kedua sosok ini, akan menyajikan pertarungan yang sangat sengit dalam perebutan kursi Bupati, dengan pasangan calon Wakil Bupati yang belum dimunculkan.
Pasalnya, kedua sosok ini, memang terlihat kurang ‘akur’ dengan kapasitasnya masing-masing.
PHB, dari sisi eksekutif/pemerintah (Bupati), tak jarang mendapat kritikan pedas dari PH, yang memegang palu salah satu pimpinan di lembaga legislatif.
Dan itu berawal ketika DPRD menolak mentah-mentah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Rote Ndao Tahun anggaran 2020, yang diajukan pemerintah.
Dengan kemelut itu, berbuntut diterbitkanya Peraturan Kepala Daerah (Perkada) sebagai dasar pelaksanaan APBD di tahun tersebut. (*/ROLLE/JIT)