BA’A, ROLLE.id—Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan, menegaskan bahwa pembicaraan tentang AIDS tidak boleh dibungkus stigma.
Hal ini disampaikannya pada kegiatan sosialisasi dan tes HIV/AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Rote Ndao di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Rote Ndao, Rabu (3/12)
Yang dinilainya bahwa, masyarakat masih sering menganggap penyintas HIV/AIDS sebagai sesuatu yang memalukan. Padahal, substansi persoalan justru terletak pada perilaku berisiko, mulai dari ketidaksetiaan hingga pola pergaulan yang tidak sehat.

“Memang ada resikonya. Tapi itu perilaku,” jelas Wabup Apremoi, usai mengikuti kegiatan sosialisasi dan tes HIV/AIDS, kepada ROLLE.id (Rote Malole), Rabu (3/12).
“Jangan karena itu lalu seenaknya katong (kita) labeli dengan kata-kata yang menyakiti,” sambungnya.
Dalam penjelasannya, Wabup Apremoi, juga menyoroti kebiasaan lokal yang berpotensi menjadi jalur penularan. Seperti tradisi minum sopi bersama menggunakan satu gelas untuk puluhan orang.

“Nah, peminum sopi juga hati-hati. Karena penularannya juga bisa lewat gelas, apabila ada rekan yang terinfeksi, dan kebetulan gusi/gigi berdarah,” jelas Wabup Apremoi, dengan berharap dapat terdeteksi sedini mungkin, dan tidak menstigma para penyintas.
“Kemungkinan bisa bertambah, tapi katong (kita) berharap sonde (tidak) seperti itu,” kata Wabup Apremoi.
“Untuk itu, sama-sama katong jang (jangan) men-stigma lagi. Kasihan mereka lagi berjuang keras,” imbau Wabup Apremoi.
“Lalu yang berikut, kalau ada tes HIV/AIDS, jangan takut tes. Karena tes HIV itu bukan sesuatu yang memalukan, tapi menyelamatkan,” tambahnya mengajak. (*/ROLLE/JIT)






