Sukses Pariwisata di Rote Ndao Kandas Disanggah Paulus-Apremoi, Tiang Bendera Jadi Tempat Kambing hingga PAD Rendah

SANGGAOEN, ROLLE.id–Calon Bupati petahana,  Paulina Bullu, mengungkap sejumlah prestasi yang dihasilkan dalam lima tahun kepemimpinannya.

Disebutkan dalam segmen pendalaman visi-misi, debat publik calon Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao, Kamis (10/10).

Di mana, dalam segmen tersebut, jawaban dari pasangan calon, ditanggapi oleh dua pasangan lainnya.

“Tentunya, kami sudah berbuat, dan sudah sukses,” jelas Paulina, membuka jawabannya merespon pertanyaan tentang strategi agar pariwisata dapat diselaraskan antara keindahan alam dan keindahan budaya dengan tetap melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya.

Lanjutnya dengan menyebut Mulut Seribu, Telindale, dan Telaga Nirwana, yang meraih penghargaan di ajang API Award.

Hanya saja, dari sejumlah budaya yang dimilik Rote Ndao, tak ditampiknya bahwa belum terlalu diperhatikan di era kepemimpinnya.

“Selama ini kita hanya kembangkan foti, dan kebalai,” ungkapnya.

“Tentunya kita akan kembangkan lagi tempat wisata yang lain. Yaitu masih ada laut mati, yang perlu kita kembangkan supaya diketahui masyarakat luas,” jawabnya.

Sandro Fanggidae, calon Wakil Bupatinya memanfaatkan sisa waktu untuk merinci jumlah wisatawan. Rinciannya, tahun 2019 sebanyak 5.000 orang, dan menembus angka 16 ribu di tahun 2024.

“Jadi untuk pencapaian, memang sangat luar biasa,” tambah Sandro, menjawab.

“Sekalipun, walaupun, dalam perjalanan mama Paulina, dan bapak Stef Saek, diterpa dengan kondisi pandemi, lumpuhnya dengan infrastruktur-infrastruktur yang utama wisatawan  untuk berkunjung ke beberapa daerah,” sambungnya.

“Tapi puji tuhan, di 2023 mengalami angka yang signifikan,” tambahnya menjelaskan.

Prestasi yang diumbar itu bak ditampar bukti yang disajikan pasangan calon Bupati-Wakil Bupati nomor urut satu.

Yakni pasangan Paulus Henuk-Apremoi Dudelusy Dethan, yang menyebut infrastruktur pariwisata di objek wisata Tiang Bendera, mubasir karena tak terurus.

“Tiang Bendera itu pariwisata yang indah. Ada unsur budayanya di sana. Ada unsur sejarahnya. Tapi lihat, infrastrukturnya. Hanya tempat untuk kambing berlindung di dalamnya,” sanggah Apremoi. 

“Mari kita lihat PAD kita yang dikontribusi oleh pariwisata. Itu sangat kecil sekali,” tambah Paulus, menyanggah.

“Tapi bisa dipahami juga kalau kemudian dengan keberhasilan yang sedikit kita merasa puas. Akibatnya, kontribusi sangat rendah,” sambung Paulus, kepada lawan debat. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.