TESABELA, ROLLE.id–Publik Rote Ndao saat ini terkonsen dengan perhelatan olahraga yang memacu adrenalin dan berbalut budaya.
Sedikit berbeda dari biasanya, karena olahraga ini dahulu merupakan kebiasaan orang Rote untuk menjangkau tempat lain.
Yakni pacuan kuda, yang diselenggarakan bukan sebatas perlombaan. Ada warisan budaya yang dijaga, serta memantik pertumbuhan ekonomi.
Diselenggarakan untuk memperebutkan piala Bupati Rote Ndao, ke III.
“Selain melestarikan budaya, tujuan penyelenggaraan pacuan kuda ini mendorong pengembangan pariwisata dan ekonomi kerakyatan,” jelas sekretaris panita penyelenggara, Adibu Papa Dethan, saat dikonfirmasi ROLLE.id (ROTE MALOLE) Kamis (27/5).

Lanjutnya, olahraga berkuda ini merupakan koloborasi panitia penyelenggara dengan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) daerah setempat.
Dengan jumlah Kuda yang hampir ratusan ekor dan terbagi di enam kelas, berlangsung hingga bulan Juni mendatang
“Finalnya, tanggal 1 Juni, yang dimulai hari ini, Rabu (28/5),” singkat Adibu.
“Jumlah Kuda sebanyak 92 ekor, untuk 6 kelas. Yaitu, kelas EE, 25 ekor, kelas E, 14 ekor, kelas D, 16 ekor, kelas C, 18 ekor, kelas B, 13 ekor, dan kelas 6 ekor,” sambungnya.
“Pak Simson Polin, juga ada di pembukaan sebentar. Karena beliau adalah ketua Pordasi Rote Ndao,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)