SANGGAOEN, ROLLE.id–Paulus Henuk, kandidat calon Bupati Rote Ndao nomor urut satu, dipuji salah satu lawan debatnya, Kamis (10/10) lalu.
Paulus, dipuji soal rencananya yang mau menghadirkan layanan publik. Mudah dan terintegrasi, berbasis Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IT).
Ditambah, komitmen paslon nomor satu, Paulus Henuk-Apremoi Dudelusy Dethan, tentang reformasi birokrasi, yang tak berbau keluarga.
“Kami pastikan birokrasi yang profesional,” jelas Paulus, membuka jawabanya.
“Jangan sampai orang tua berkuasa, anak jadi kepala dinas semua. Padahal, birokrasinya belum tentu dipahami,” tegasnya.
“Oleh karena itu, birokrasi yang profesional, perlu kita tata dengan baik, supaya mereka yang memahami nilai-nilai pelayanan, akan membuat atau menciptakan kondisi investasi yang baik,” jelas Paulus.
“Kemudian investor bisa masuk berinvestasi di daerah, dan kemudian peningkatan PAD bisa terjadi, penyerapan tenaga kerja bisa terjadi,” jelasnya lagi.
Hal positif itulah yang kemudian mematik pujian, Vicoas TB. Amalo, sebagai kandidat calon Bupati nomor urut dua.
“Kita harus fair bahwa yang dijelaskan oleh paslon nomor satu itu bagus, niatnya bagus,” puji Vicoas.
Vicoas, alias Vico, kemudian menyorot, penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Rote Ndao.
Sorotannya bak tamparan keras, telak kepada lawan debat lainnya. Yakni Paulina Bullu, yang merupakan kandidat petahana, yakni Paulina Bullu, yang sebelumnya Paulina Haning-Bullu, sebagai Bupati Rote Ndao.
“Sayang sekali, banyak orang (ASN) yang sekolah dapat PIM 3, PIM 2, tapi tidak ditaruh pada posisi yang pas,” kata Vico.
“Banyak orang lulusan sekolah khusus, tapi ditempatkan bagian yang umum-umum saja,” ungkapnya.
“Mari kita tempatkan kembali sesuai dengan kewenangan yang ada. Kita kasih untuk kemampuan yang pas, fit, propertes yang ada, sehingga orang yang benar duduk pada posisi yang tepat,” ungkapnya lagi. (*/ROLLE/JIT)
