BBM Penyakit Menahun di Rote Ndao, Bikin Warga Menjerit hingga Toko Merugi, Begini Respon Kapolres Mardiono

BA’A, ROLLE.id–Bahan Bakar Minyak (BBM) yang langka beberapa waktu lalu di Kabupaten Rote Ndao, disebut sebagai penyakit menahun. Rasanya belum lengkap tanpa kelangkaan itu di setiap tahunya.

Dengan kondisi tersebut, menghadirkan sejumlah strategi penanganan dari pemerintah. Mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), salah satunya.

Walau demikian, BBM masih tetap langka. Masyarakat kecil yang bermata pencaharian sebagai petani, dan nelayan, merasakan betul dampaknya.

Ada kesal dalam jerit, tapi ditahan kuat-kuat ketika harga BBM melonjak tinggi. Yang belum lama ini tembus harga Rp. 20.000.

Pendeta Melkianus S. O. Loppo. Foto : Dok. ROTE MALOLE

Harga tersebut untuk BBM jenis Pertalite. Dengan takaranya setebal telapak tangan orang dewasa menggenggam botol. Tak termasuk jari jempol.

Beruntungnya, kondisi memprihatinkan itu terjadi pasca perhelatan El Tari Memorial Cup (ETMC) ke-XXXII. Dengan cuaca saat itu pun tenang melandai.e

Blakangan baru diketahui, bahwa kelangkaan itu disebabkan oleh terlambatnya kapal pengakut BBM ke Rote. KM Ineke, memang sedang menjalani proses peremajaan, alias doking.

“Baru-baru ini, saya coba cari minyak tanah, ternyata penjual-penjual, kasih naik harga yang tinggi. Kalau di sekitar sini (Lobalain) ada yang jual dengan harga Rp. 8 sampai Rp. 10.000 per liter,” keluh pendeta Melkianus S. O. Loppo, kepada Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, Kamis (23/11).

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Coffee Morning, yang digelar di depan ruang lobi Makopolres Rote Ndao. Dan atas inisiatif Kapolres Mardiono, kegiatan yang melibatkan sejumlah elemen masyarakat itu, membahas banyak hal, termasuk kelangkaan BBM.

“Ini sangat mengganggu menjelang Natal, yang biasanya cuaca ekstrim. Pelayaran terganggu dan harga BBM akan sangat luar biasa mahal,” ungkapnya.

Di sisi lain, kelangkaan BBM juga punya cerita tersendiri di kalangan pengusaha. Bahwa, ada kejadian yang tidak diinginkan, tapi tak bisa dihindari apalagi melawan kenyataan.

Boleh dibilang sama seperti pandemi Covid-19, dan Seroja, kelangkaan BBM, juga bisa merusak, mematikan, hingga melumpuhkan aktifitas perekonomian. Dan di Rote Ndao, kelanggkaan BBM jadi langganan tetap setiap tahun, apalagi cuaca mulai memburuk.

Liem Djian Jefry, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Foto : Dok. ROTE MALOLE

“Benar pak, kami sangat merasakan soal BBM itu, khususnya saya dari sisi pengusaha,” keluh Liem Djian Jefry, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

“Waktu terjadi kelangkaan BBM, omset toko turun 30 sampai 40 persen pak. Sepi, orang tidak keluar,” ungkapnya.

“Yang biasa kami alami di toko kalau BBM langka, pasti orang tidak belanja. Dan ini (kelangkaan) penyakit yang turun temurun, sudah menahun,” ungkapnya lagi.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, mengatakan, BBM jadi atensi Polres Rote Ndao. Melalui Satgas Migas yang dibentuknya, telah mengidentifikasi praktik-praktik nakal para sub penyalur.

Selain itu, untuk menjaminkan ketersediaan BBM, pihaknya selalu memantau di SPBU. Bahkan, kapal pengangkut BBM pun diminta rutin masuk ke Rote.

“Maka dari itu, dengan Satgas yang sudah ada ini, selalu dicek. Termasuk di semua sub-sub penyalur itu,” kata Kapolres Mardiono.

“Kami pastikan bahwa, ada tindakan tegas kepada yang berani macam-macam. Biar tidak bikin susah banyak orang,” tegas Kapolres Mardiono.

“Kalau mau cari untung, ya silahkan, asal tidak merugikan yang lain dengan melanggar aturan,” sambungnya, dengan menyampaikan langkah antisipatiifnya.

“Di SPBU-SPBU, terpantau terus setiap harinya oleh tim Satgas kami. Sehingga untuk penanganan jangka pendeknya, saya minta agar kapal Ferimas (pengangkut BBM) untuk sering-sering masuk Rote bawa BBM. Jangan lama, baru datang bawa banyak, tapi sering biar tidak kosong,” bebernya. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.