SEDEOEN, ROLLE.id–Pantai Oefoe di Dusun Oefoe Desa Sedeoen Kecamatan Rote Barat, dulu menjadi salah satu kebanggaan masyarakat pesisir di desa setempat
Barisan pepohonan, diantaranya ada pohon kelapa yang berpadu indah dengan birunya laut, seakan rapuh menyambut siapa pun yang datang berkunjung.
Sebab, panoramanya yang dulu indah, perlahan memudar dihantam abrasi yang terus menggerus daratan. Menyisahkan luka tanpa suara di bibir pantai yang dulu penuh pesona.

Pantauan di lokasi menunjukkan air laut telah merangsek mendekati pemukiman warga. Badan jalan yang dibangun kokoh, ambruk dihantam abrasi.
Jejaknya tampak jelas dengan mengikis daratan yang semakin menyempit. Tak sedikit pepohonan yang roboh, dan daratan yang hilang tak bersisa.
Akibatnya, di tepi pantai itu berdiri bangunan yang dulu menjadi penginapan favorit wisatawan, kini gamang menanti giliran diterjang banjir rob.

Pasalnya, gelombang laut yang setiap hari makin melewati halangan kawat bronjong yang berisikan batu.
“Kondisi itu bukan baru. Sudah dari tahun 2018,” jelas Penjabat Kepala Desa Sedeoen, Susana Sofia Yuliani Fuah, yang tersambung panggilan suara WhatsApp, Sabtu (27/9).
Abrasi yang melanda dusun itu, tak hanya merusak keindahan alam. Harapan warga untuk tinggal aman dan nyaman pun ikut terusik.

Walau demikian, penduduk setempat masih menyimpan harapan, bahwa pantai Oefoe masih bisa diselamatkan.
“Dari desa (pemerintah) ada berpikir untuk banggun tanggul,” jelas Susana.
“Karena air laut naik sampai tergenang di sebelah jalan umum,” sambungnya menjelaskan dengan nada prihatin. (*/ROLLE/JIT)






