BA’A, ROLLE.id–Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Rote Ndao, perlahan meninggalkan cara manualnya dalam menatausahakan pajak rumah makan/restauran, dan sejenisnya.
Yang sebelumnya, para pegawainya langsung ditempatkan di sejumlah rumah makan untuk memastikan transaksi saat itu.
Hal itu sebagaimana diungkapkan kepala Bapenda, Diksel Haning, saat diwawancarai ROTE MALOLE.
Bahwa, cara tersebut memang sudah tak relevan dengan perkembangan yang kini serba cepat secara digitalisasi.
“Saat ini memang lagi uji coba di salah satu rumah makan. Hasilnya maksimal. Secara real time. Dan kita bisa pantau transaksinya, jadi tidak pakai manual-manual lagi,” kata Diksel.
Dengan sebuah alat yang disebutnya MPOS Bank NTT, manajemen rumah makan/restauran tidak lagi mencatat transaksi, serta nilai pajak yang harus dipisahkan secara manual.
Sebab, secara otomatis akan terpotong dari harga menu (termasuk pajak) yang dijual rumah makan/restaurant.
Dan nilai pajak itulah kemudian disetor sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Semuanya terpantau. Karena ada dashboard di Bapenda, kemudian di Bank NTT. Kita bisa pantau data transaksi saat itu,” ungkapnya.
Dikatakan, hal itu mulai dilakukan setelah dirinya dipercayakan mengepalai Bapenda. Yang dengan bertransformasi seiring zaman, niatnya itu disuport bank NTT, melalui pilot project yang tengah dikembangkan.
“Pernah sampai kita coba tempatkan teman-teman untuk pengawasan langsung. Jaga dan tulis setiap transaksi yang terjadi hari itu,” kata Diksel
“Sekalian langsung pisahkan 10 persen pajak barang dan jasa tertentu, sesuai Perda No 1 tahun 2024, tentang pajak daerah dan retribusi daerahk. Kita juga buat kwitansi manual, pemilik warung tinggal isi. Tapi itu juga tidak efisien,” ungkapnya.
“Sehingga untuk optimalisasi, katong (kami/Bapenda) bekerja sama dengan bank NTT. Yang saat ini sementara dibantu,” ungkapnya lagi.
Dukungan dari bank NTT, diakuinya masih bersifat uji coba di salah satu rumah makan potensial.
Dengan hasil yang dirasa begitu memudahkan manajemen, begitu juga pihaknya dalam menatausahakan pajak daerah.
Dirinya pun berharap, agar bank NTT terus mendukungnya. Sehingga sejumlah target yang dipatok, bisa dicapai.
“MPOS, membantu pengelola rumah makan dengan pembukuan yang bagus,” kata Diksel.
“Dengan hasil itu maka kita sudah targetkan untuk beberapa rumah makan lagi. Kebetulan bank NTT, juga sampaikan itu, untuk kita cek mana lagi yang mau kita taruh,” ungkapnya.
“Karena saat ini baru di Valerie, sebagai salah satu rumah makan potensial, jadi mulainya dari situ sebagai contoh,” tutupnya. (*/ROLLE/JIT)