Harapan yang Belum Padam di Seberang Laut, Nuse Menanti Listrik

NUSE, ROLLE.id–Desa Nuse, yang terletak di pulau kecil, pernah berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Rumah-rumah di pulau terpencil itu pernah merasakan terangnya listrik bertenaga surya. Namun, badai Seroja tahun 2021 merobohkan segalanya.

Bukan hanya perangkat surya yang rusak. Sejumput harapan warga yang bergantung hidup di atas laut pun ikut terbawa dengan ketiadaan listrik. 

“Peralatan rusak total. Sejak itu, kami kembali gelap,” tutur Nefraim Dethan, Ketua Pengawas PLTS yang juga sebagai nelayan.

Kalimat pendek itu menggambarkan betapa gelapnya hari-hari di pulau Nuse. Gelap secara harfiah, juga dalam makna kehidupan yang rasa-rasanya ikut terhenti.

Kini, satu-satunya harapan hanya tertuju pada PLN. Warga Nuse tidak menuntut kemewahan. Mereka hanya mendamba terang.

Bagi mereka, listrik bukan sekadar cahaya. Melainkan jembatan menuju masa depan.

“Kalau.ada listrik, kami bisa simpan ikan lebih lama. Anak-anak bisa belajar malam hari. Hidup jadi lebih baik,” kata Un Nalle, suaranya bergetar di antara ombak yang bersahut di tepi pulau.

Tanpa listrik, waktu seakan berhenti di Nuse. Bahan makanan cepat membusuk. Begitu juga ktivitas terbatas saat malam tiba. Membuat anak-anak belajar di bawah cahaya lampu minyak yang redup.

Tapi, semangat mereka tidak padam. Masih ada cahaya keyakinan di balik gelap yang setia menjemput.

Bahwa di Nuse, terang bukan hanya soal listrik. Tapi simbol keadilan dan perhatian negara terhadap mereka yang jauh di batas negeri.

“Masyarakat cuma butuh listrik,” lirih Kepala Desa Nuse, Hesron Pasole, di balik telepon saat dikonfirmasi ROLLE.id (Rote Malole), beberapa waktu lalu. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.