Jejak Ferderika Tak Ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian, Hal Ini Bikin Sedih Menyayat Hati

HUNDIHUK, ROLLE.id–Tujuh hari telah berlalu dalam operasi pencarian korban Feri Ferderika Fanggi. Dia adalah korban yang hilang, dalam musibah Kecelakaan Laut (Laka Laut) di perairan dekat pulau Dengka, Kamis (28/9) lalu.

Tak ada jejak atau tanda sedikit pun yang ditemukan tim SAR gabungan, dari Basarnas, TNI AL Lanal P. Rote, Polsek Rote Barat Laut, Satpolairud Polres Rote Ndao, BPBD Rote Ndao, Babinsa Rote Barat Laut. Termasuk nelayan Desa Hundihuk, yang ikut mencari.

Dengan wilayah pencarian diperluas di setiap hari dalam operasi pencarian. Itu dilakukan dengan menyisir laut, dan bibir pantai.

Dalam operasi pencarian itu, selalu ada harapan untuk menemukan korban. Terlebih dari keluarga korban.

Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil apa-apa, hingga pencarian di hari ke-7.

Sehingga operasinya harus dihentikan/ditutup, dan dinyatakan selesai. Penghentianya dilakukan dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku.

Yakni, Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan. Berikut, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2017 tentang operasi pencarian dan pertolongan.

Prosesi penanda-tanganan berita acara pelaksanaan operasi SAR, di Desa Hundihuk, Rabu (4/10). Foto : BPBD Rote Ndao, for ROTE MALOLE

Yang di dalamnya disebutkan bahwa, pelaksanaan operasi SAR, dilaksanakan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari. Dan korban belum ditemukan, maka pelaksanaan operasinya dihentikan, dan dinyatakan selesai.

Namun, tidak menutup kemungkinan untuk operasi pencarian korban kembali dibuka. Yang bisa dilaksanakan setelah adanya tanda spesifik dari korban, yang ditemukan setelah dihentikan operasi pencarian.

“Pencarian ditutup pada hari ke-7. Dan apabila ditemukan adanya tanda-tanda penemuan korban, seperti barang spesifik di hari ke-9 atau ke-10, dan dilaporkan, maka Tim SAR gabungan bisa membuka lagi pencarian selama 3 hari,” kata koordinator pos siaga SAR Rote Ndao, Gabby K. Welkis, kepada awak media beberapa waktu lalu.

Dalam prosesi penutupan operasi tersebut, menghadirkan momen yang sungguh mengharukan. Semua yang hadir larut dalam kesedihan itu.

Terlebih suami korban, Semi Yardi Lolo, yang tak putus harap untuk menemukan istri tercintanya. Apapun kondisinya, ada rindu di pelupuk matanya, merindu menatap wajah istrinya untuk yang terakhir kali.

Begitu juga dengan sanak saudara dan keluarga. Yang tak kuasa menatap laut, dengan sedih menyayat hati.

Sehingga dengan menabur bunga, juga ditaruh doa kepada Ferderika. Semoga dia tenang dengan cara pencipta alam semesta.

“Berita acara pelaksanaan operasi SAR sudah ditanda-tangani bersama. Dari leluarga korban diwakili bapak Daud Lolo,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Rote Ndao, Diksel Haning, kepada ROTE MALOLE, Jumat (6/10). (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.