MBALI LENDEIKI, ROLLE.id–Sejumlah warga desa Ndao Nuse, Kecamatan Ndao Nuse, menyampaikan keluhannya kepada Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan.
Mereka mengeluh lantaran ditinggal janji setelah memenuhi kebutuhan material pada pekerjaan jalan rabat beton di Desa Mbiu Lombo, Ndao Nuse, dan Mbali Lendeiki.
Yang sesuai pengakuan warga pengumpul material, dan juga pekerja, tak ada identitas proyek yang terpasang di lokasi kegiatan.
Warga hanya diminta kontraktor pemenang tender melalui salah satu warga setempat untuk menyediakan material lokal seperti batu pecah, pasir dan juga air.
“Sonde ada papan proyek,” singkat Marthen Radja, didampingi beberapa warga yang mengaku sebagai korban, saat bertemu dengan Wakil Bupati Rote Ndao, di Desa Mbali Lendeiki, Jumat(6/6).
“Waktu itu hanya saling percaya, karena orang yang minta katong kumpul material juga dari sini (Ndao),” jelas Marthen.
“Janjinya, semua material yang dikumpul, dicatat dan dibayar minggu depan,” sambung Marthen menjelaskan.
“Tapi setelah satu minggu, ternyata sonde (tidak) bayar. Pemilik material diminta bersabar karena kontraktor masih proses pencairan,” tambahnya.
Tak hanya mengeluh, korban janji manis membawa catatan material yang terpakai pada pekerjaan jalan rabat yang bersumber dari APBD Rote Ndao, tahun 2024.
Dan khusus untuk pekerja batu pecah, dirinci data korban dengan jumlah kubikasi batu pecah yang belum dibayar kontraktor.
Dengan total tunggakan senilai Rp. 64.000.000, dari total 160 kubik batu pecah (@Rp. 400.000) yang belum dibayar kontraktor kepada 24 orang.
Jumlah tersebut belum termasuk jasa angkut material pasir dari korban yang bernama Yoseb Bulla.
Mirisnya lagi, ada hutang beras, mie instan, dan juga rokok yang belum dibayar kontraktor yang disebut warga tinggal di Oesapa Kota Kupang.
“Selama kerja, katong sonde pernah lia kontraktor pung muka. Katanya dia nama Eng Nunuhitu,” jelas Marthen, mewakili korban yang datang bertemu Wabup Apremoi. (*/ROLLE/JIT)
