LIDALOAK, ROLLE.id–Sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, tapak kakinya diminta untuk diabadikan. Ini bukan kali pertama, yang dilakukan di beberapa tempat berbeda.
Bukan tanpa sebab permintaan untuk mengabadikan telapak kakinya. Yang selain mewakili ungkapan terima kasih, telapak kaki tersebut menandakan sebuah hasil perjuangan yang begitu pelik, juga mengancam keselamatan jiwa.
Betapa tidak, untuk menjawab kerinduan masyarakatnya yang mengusulkan pemekaran desa, Bupati Paulina, harus melawan rasa takutnya. Dirinya nekat melakukan penyeberangan yang tak biasa dilakukan, agar bisa memperoleh petunjuk terhadap pemekaran desa yang diperjuangkan.
Di mana, dengan menumpangi sebuah perahu motor yang berukuran tak terlalu besar, penyeberangan Tenau-Semau dilakukan untuk bertemu Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat. Sebab, saat itu memang Gubernur Viktor, sedang berada di kampung halamanya.
Padahal, untuk penyeberangan tersebut, diakui Bupati Paulina, belum pernah dilakukan. Tetapi karena tidak ada pilihan lain, sehingga penyeberangan tersebut tetap dilakukan agar bisa menyampaikan maksudnya secara langsung kepada Gubernur.
“Saya tanya ke pemilik perahu, kalau dari sini (pelabuhan Tenau Kupang) ke Semau berapa lama. Untung dia bilang hanya 15 menit, makanya saya berani,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, beberapa waktu lalu saat Kunker di desa persiapan Daifadin, Kecamatan Rote Tengah.
“Akhirnya saya bilang ke ajudan, sonde (tidak) apa-apa. Biar perahunya kecil tapi sonde lama su (sudah) sampai. Makanya kami berangkat ke Semau untuk ketemu pak Gubernur dan konsultasi serta minta petunjuk tentang pemekaran desa,” sambungnya.
Terhadap pengorbanan tersebut, di semua desa persiapan disampaikan ungkapan terima kasih. Beragam cara yang dilakukan, mulai dari tuturan adat, serta penyematan aksesories adat, hingga iring-iringan tarian penyambutan terhadap Bupati Paulina.
Begitu juga yang dilakukan di Kecamatan Rote Tengah. Mulai dari desa persiapan Lidasue, permohonan untuk mengabadikan tapak kaki Bupati Paulina, akhirnya ditinggalkan di desa persiapan Lidaloak dan desa persiapan Penaoen, Rote Timur.
Masyarakatnya bersukacita terhadap respon Bupati Paulina, yang berkenan merestui permintaan tersebut. Sehingga tapak kaki yang diabadikan, selain sebagi bukti sejarah, sekaligus menjadi simbol untuk tidak mudah melupakan.
“Kami tahu, bahwa perjuangan yang mama Bupati lakukan sangatlah tidak mudah. Ada begitu banyak pengorbanan dalam proses pemekaran desa. Di mana, mama rela menyebrang laut dengan menumpangi perahu,” kata penjabat Kepala Desa (Kades) persiapan Lidaloak, Kecamatan Rote Tengah, Adibu Papa Dethan, Rabu (6/4).
“Untuk itu, atas nama seluruh masyarakat desa persiapan Lidaloak, kami mohon agar sekiranya mama Bupati berkenan meninggalkan tapak kaki, agar kami bisa terus mengenang perjuangan itu, sebagai wujud rasa terima kasih kami kepada mama,” sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh penjabat Kades persiapan Penaoen, Kecamatan Rote Timur, Marstiana E. Bolla. Sehingga tak hanya di Lidaloak, tapak kaki Bupati Paulina, juga diabadikan di desa tersebut.
Dan untuk menyatakan rasa sukacitanya, beberapa tarian adat langsung dipertunjukan. Bupati Paulina, juga turut ambil bagian dalam tarian kebalai. Yang kemudian mengakhiri dengan momen foto bersama untuk mengabadikan suasana sukacita tersebut.
Dalam momen foto bersama, terlihat Bupati Paulina, menunjukan empat jarinya yang sedikit terangkat. Dan ternyata, itu (empat jari) mewakili keseriusan pemerintah dan masyarakat untuk menyukseskan prioritas pembangunan desa tahun 2022.
“Mari kita sukseskan empat program prioritas desa. Pertama, 40 % Dana Desa untuk BLT, 20 % ketahanan pangan dan hewani, 8 % tangani pandemi Covid-19, serta 32 % untuk program prioritas lainnya,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakan dan Desa Kabupaten Rote Ndao, Yames M. K. Therik, di desa persiapan Penaoen Kecamatan Rote Timur.
“Kerja, kerja, kerja dan kerja. Karena biar belum punya uang tapi jangan kendorkan semangat kerja untuk masyarakat. Desa SI4P, PMD KU4T, salam berdesa,” sambung Yames, yang meminta untuk menunjukan empat jari pada setiap momen foto bersama. (*/ROLLE/TIM)