BA’A, ROLLE.id–Mikael Pah, hingga kini masih berharap cemas terhadap aduanya yang dilayangkan untuk menyeret Absalom Polin.
Walau sudah ditolak oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rote Ndao, ia tetap melanjutkan ke internal partainya.
Tujuannya cuma satu. Yaitu ingin melengserkan Absalom, yang dalam Pemilu baru-baru ini, meraih 571 suara, sekaligus sebagai suara terbanyak.
Mikael, tertinggal 92 suara dari rekannya itu, dengan mengoleksi 479 suara, dari Dapil Rote Ndao satu.
Otomatis, Mikael, langsung mencatatkan namanya sebagai Caleg, dengan perolehan suara terbanyak kedua.
Posisi itulah yang kian menyulut semangatnya untuk ‘menggeserkan’ Absalom. Tak kunjung reda, dengan melaporkan sesuatu yang disebutnya pelanggaran Pemilu, tapi ditolak Bawaslu.
“Saya teruskan ke DPP PSI di pusat. Saya minta supaya ada tanggapan. Tetapi belum ada tanggapan balik dari sana, kita masih menunggu,” kata Mikael Pah, caleg PSI dengan perolehan suara terbanyak kedua di Dapil satu, saat dikonfirmasi ROTE MALOLE, belum lama ini.
“Harusnya dikaji lebih dalam untuk ditindak-lanjuti, oleh Bawaslu, tapi mereka mengembalikan,” ungkapnya.
Mikael, dengan dalil yang dimunculkan adalah, menduga Absalom, melakukan praktik politik uang. Yang dalam laporanya, disebutkan terjadi pada bulan Agustus 2023.
Sehingga dalam status laporanya, Bawaslu, menyebut kalau hasil kaji awal, tidak menemukan adanya pelanggaran Pemilu, sebagaimana yang didugakan Mikael, kepada Absalom.
Itu dilakukan Bawaslu dengan berdasar pada peraturan KPU nomor 10 tahun 2023, tentang pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten.
Kemudian, keputusan KPU Rote Ndao nomor 194 tahun 2024, tentang Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPRD Rote Ndao pada Pemilu 2024.
Serta, peraturan KPU nomor 3 tahun 2022, tentang tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pemilu tahun 2024.
Menanggapi polemik tersebut, ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI NTT, Cristian Widodo, akhirnya buka suara.
Yang diakuinya bahwa, PSI selalu budayakan penyelesaian masalah secara berjenjang.
Sebab, yang dilakukan Mikael, telah melangkahi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI yang ada di Rote Ndao.
“PSI budayakan tidak intervensi. Jangan apa-apa selalu DPW ikut campur,” tulis ketua DPW PSI NTT, Christian Widodo, dalam chat WhatsApp kepada ROTE MALOLE, Selasa (26/3).
“Ada mekanisme partai mulai dari bawah. DPD, DPW dan DPP. Tidak boleh ada yang dilangkahi. Itu mekanisme partai. Silahkan berproses sesuai mekanisme,” ungkapnya.
“Masalah itu (Mikael-Absalom) sudah kita serahkan ke DPD PSI Rote. Karena mereka yang mengerti permasalahannya,” ungkapnya lagi. (*/ROLLE/JIT)