MAUBESI, ROLLE.id–Dalam perayaan satu tahun beroperasinya Caffe Aisahu, pemiliknya mencetuskan sebuah ide, seiring trend yang sedang berlangsung. Lato-lato, yang merupakan permainan ini, dilombakan untuk memperebutkan hadiah.
Memang belum banyak yang tahu tentang asal muasal dari permainan ini. Tapi secara sederhana, Lato-lato, menimbulkan bunyi yang khas, ketika dibenturkan. Dan bisa dimainkan oleh semua orang, tak pandang batas usia.
Dari trendnya yang bak jamur di musim hujan, Lato-lato, menjadi sebuah permainan kekinian yang sangat menghibur. Tua-muda, kecil-besar, seolah tak mau kalah untuk memainkanya.
Bagi pemula, harus rela bertahan rasa sakit di tangan bagian belakang telapak, ketika mencoba memainkan Lato-lato. Hingga benturan yang diseimbangkan semakin lama, Lato-lato, akhirnya menghasilkan bunyi yang khas, sesuai keinginan pemain itu sendiri. Yang kemudian dilombakan di Caffe Aisahu, Minggu (22/1) hingga Senin (23/1).
“Lato-lato, memang unik dari bunyinya. Makanya banyak peminat dari semua kalangan usia,” kata pemilik Caffe Aisahu, Aprmodi D. Dethan, kepada ROTE MALOLE, Rabu (25/1).
Dari perlombaan yang dilombakan, Aprmodi, yang kerap disapa Achi, mengaku, pendaftar sangat banyak. Sehingga berdampak pada waktu perlombaan yang semula direncanakan.
“Awalnya kami rancang untuk satu hari. Tau-tau banyak yang daftar. Hingga ratusan peserta dari 3 kategori,” ungkapnya.
Dari tiga kategori yang dilombakan, Achi, kemudian merinci jumlah peserta yang mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba tersebut. Dengan waktu pengumunan yang diakuinya tak lama.
Dengan jumlah yang disebutkan mencapai ratusan peserta. Terbanyak di kategori usia 7 sampai 14 tahun.
“Totalnya, 202 pserta. Kategori 1 (4-6 tahun) 27 peserta, kategori 2 (7-14 tahun) 142 peserta, kategori 3 (15-Dewasa) 33 peserta,” kata Achi, merinci.
“Makanya waktu lomba bisa sampai dua hari, penuh dengan keseruan. Yang kalah terima kalah dengan tetap bertahan sambil nonton rekan lainnya yang masih bertahan,” kata Achi, menambahkan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Rote Ndao, Simson Polin, berkenan hadir dan menyaksikan secara langsung perlombaan tersebut. Yang kemudian menikmati kesan luar biasa, dan larut dalam perlombaanya.
Dengan kesan yang disebutkan adalah semangat kebersamaan/kompak. Di mana, tak hanya peserta, warga yang menonton pun bertahan untuk menonton hingga selesai.
“Karena permainananya unik, maka banyak sekali warga yang datang untuk nonton. Pemain yang kalah pun tetap ikut nonton,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Rote Ndao, Simson Polin.
“Waktu perlombaan itu, beta (saya) hadir. Saksikan dan larut dalam suasana kebersamaan begitu kental. Hal baik inilah yang terus dijaga dan dipupuk,” katanya lagi.
Dari suasana tersebut, dirinya kemudian menyampaikan apresiasinya. Yang menurutnya, walau Lato-lato merupakan permainan yang saling dibenturkan, tapi tetap kuat terikat dengan tali solidaritas.
“Dari lomba Lato-lato ini, mengajarkan walau terus dibenturkan, tapi tak bisa memutus tali kebersamaan yang terikat erat. Terus, dari setiap benturanya ada bunyi tak bernada tapi sangat indah didengar,” kata Simson yang disapa Sipo.
“Itulah yang menjadi alasan DPD PSI Rote Ndao, hadir di sana (Caffe Aisahu) untuk mendukung. Dan kami sangat mengapresiasi. Karena bukan saja meriahnya, tapi ada kebersamaan yang tercipta dengan tidak melihat pada keadaan menang atau kalah,” kata Sipo, menambahkan. (*/ROLLE/TIM)