HOLOAMA, ROLLE.id–Suporter sang juara bertahan, Perse Ende, begitu sangat elegan menangkis sorak emak-emak, pendukung BMU Alor Pantar, Jumat (25/8).
Dalam lagunya yang diiring marching band, suporter dengan nama Red Boys, terus mendukung timnya yang sedang berlaga. Apa pun hasilnya, mereka tak peduli.
Kalah menang, bahkan seri sekalipun, sudah dianggap biasa. Persaudaraan tetap dijaga dari ancaman perpecahan.
Dan dilaga perebutan tiket 8 besar ETMC Rote Ndao, para suporter ini tampil militan. Sorak-soraknya memberi spirit tersendiri bagi laskar Kelimutu, Perse Ende.
Slogan ‘rore’ juga digunakan dalam nyanyi suportnya. Sedangkan tim lawan BMU Alor Pantar, mengandalkan teriakan emak-emak, sebagai penyeimbang.
Hanya saja, teriakan para emak-emak yang hanya bersebelahan tribun ini, cukup mengusik emosional. Bahasanya cukup kasar atas keunggulan sementara BMU Alor Pantar di menit ke-22.
Teriakanya kian menjadi, disaat skor keunggulan ditambah satu gol. Emak-emak, yang merasa ‘di atas angin’ semakin leluasa berteriak dengan bahasa ejekan.
“Ende, pulang….Ende, pulang,” sorak Emak-emak suporter BMU Alor Pantar.
Perse Ende, yang tertinggal 0-2, terus berjuang dalam gengsinya sebagai juara bertahan. Yang akhirnya harus mengakui ketangguhan BMU Alor Pantar.
Menariknya, Red Boys, suporter Perse Ende, merespon ejekan tersebut dengan lagi merajut kebersamaan dalam perbedaan. Walau timnya Perse Ende, sudah kalah, mereka tak menghendaki untuk kalah lagi dengan adanya perpecahan.
“Di sini Ende, di sana Alor, di mana-mana kita sodara. Di sini Ende, di sana Alor, di mana-mana kita sodara,” nyanyi para Red Boys 58, dalam lagu suportnya di lapangan Paulina Haning-Bullu, Jumat (25/8). (*/ROLLE/JIT)