BA’A, ROLLE.id–Tak disangka, jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai Demokrat Rote Ndao, ramai-ramai meletakkan jabatannya.
Mulai dari ketua, sekretaris, dan juga bendahara, semuanya tak lagi berstatus pengurus partai berlambang bintang mercy itu.
Begitu juga di tingkat kecamatan, kepengurusan yang dulu ditempati sudah ditinggalkan, sampai ranting.
“Ketua sekretaris badan pengurus PAC sampai ranting, memilih mengundurkan diri,” jelas ketua Bapilu DPC Demokrat Rote Ndao, Jackson Mansula, saat dikonfirmasi ROTE MALOLE, selasa (27/8).
“Untuk menghindari gesekan di internal Demokrat jelang Pilkada,” ungkapnya, sembari menjelaskan perihal pengunduran massal itu.
“Hanya masalah waktu pengambilan SK saja,” tambahnya.
Dijelaskan, pada Minggu (25/8) pihaknya menerima undangan penyerahan keputusan terhadap pengusungan pasangan calon Bupati dan Wakil Rote Ndao.
Dalam undangannya, mereka diminta beserta pasangan calon yang ingin diusung, sama-sama menghadiri kegiatan tersebut di Jakarta, di hari yang sama pukul 15.00 wita.
Tetapi posisi pengurus inti dan juga pasangan calonnya sedang berada di Rote Ndao, sehingga undangan tersebut sangatlah mustahil untuk dipenuhi.
“Kami koordinasi dengan DPP, kalau bisa ditunda, atau dititip dan kami ambil di DPD. Tapi karena tidak diiyakan, makanya dialihkan ke Vico dan Bima. Sebelumnya Paulina-Sandro,” kata Jackson.
Untuk diketahui, ketua DPC Demokrat Rote Ndao, Petrus J. Pelle, merupakan ketua tim pemenangan pasangan Paulina Haning-Bullu (PHB)-Sandro Fanggidae.
Posisinya itu seolah terguncang, dengan adanya putusan MK, tentang syarat minimal suara partai politik, atau gabungan partai politik untuk mengajukan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati.
Demokrat yang terlanjur berjejer dengan dua partai seat lainnya, akhirnya ‘dibiarkan’ membentuk poros baru bersama PKN, dan Gelora.
Petrus J. Pelle, yang kerap disapa Eta Pelle, bersama jajarannya memilih lepas atribut partai, untuk tetap di barisan PHB-Sandro. (*/ROLLE/JIT)