BAA’ ROLLE.id–Seluruh perempuan di dunia merayakan hari istimewa di hari ini, Selasa (8/3). Di mana setiap tanggal 8 Maret, ditetapkan sebagai hari perempuan internasional atau International Women’s Day (IWD).
Hal ini bertujuan untuk mengenang pengakuan atas prestasi dan perjuangan kaum perempuan. Di mana, dari perempuanlah dunia akan terlihat lebih berwarna dengan seluruh karya yang dihasilkan.
Warna tersebut semakin indah dengan tidak memandang berdasarkan asal, etnis, bahasa, budaya bahkan ekonomi serta pandangan politik tentang keberadaanya. Bahwa, sejatinya kehadiran perempuan tak hanya untuk mendampingi laki-laki. Tetapi lebih dari itu, mereka sebenarnya sosok motivator, bagi seluruh orang-orang hebat.
Namun, dalam menjalani kehidupan sebagai seorang wanita, ada begitu banyak persoalan yang belum bisa dilakoni oleh laki-laki. Mengurus suami, anak dan keluarga, merupakan kewajiban yang tak bisa diabaikan. Mereka pun tak menolaknya setelah ditakdirkan menjadi seorang perempuan.
Dan di hari perempuan ini, ada begitu banyak ucapan yang diberikan. Perempuan/wanita, disebut sebagai sosok yang membangun kekuatan dari masalah. Begitu juga perempuan merupakan segalanya, meski tak jarang segalanya itu selalu berkaitan dengan perempuan. Ucapan tersebut sebagai bentuk penghargaan yang biasanya diberikan kepada wanita yang dikasihi.
Sehingga dalam momentum International Women’s Day (IWD) kali ini, ROLLE.id, menampilkan deretan perempuan tangguh di Kabupaten Rote Ndao. Mereka layak disebut ‘srikandi’. Karena dalam kelembutan yang merupakan karakter dasarnya, para perempuan ini tetap berdiri tegak diantara kaum laki-laki dengan memangku jabatan sebagai kepala.
Ada kekuatan tersendiri yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya yang ganda. Srikandi-srikandi ini tangguh dan terus berjuang untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa, dengan memimpin satu unit kerja.
Sehingga dalam deretan nama untuk jabatan Kepala Sekolah (Kepsek) di Kabupaten Rote Ndao, tak didominasi oleh kaum laki-laki. Ada sederet nama srikandi, yang menjabat Kepsek Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yang tak hanya pesonanya, mereka (srikandi) juga mampu bersaing dengan kaum laki-laki.
“Untuk Kepsek TK, seratus persen adalah perempuan. Jumlahnya sebanyak 12 orang. Sekolah Dasar (SD), 34 persen perempuan atau sebanyak 48 orang. Dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 29 persen dengan jumlah 12 orang,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Rote Ndao, Yosep Pandie, melalui Sekretaris, Simon O. Zacharias, Selasa (8/3).
“Kepsek perempuan di tingkat SD, sebanyak 48 orang. Atau sebagian dari Kepsek laki-laki yang berjumlah 95 orang. SMP, 12 orang, juga hampir sebagian dari Kepsek laki-laki yang berjumlah 29 orang,” sambungnya.
Dimulai dari TK, Jumima Agustina Sereh, memimpin TK Negeri Pembina Rote Timur, Janufrida L. P. Sina, TK Dharma Wanita Rote Timur, Siti Aisyah, TK Al Muhajirin Pantai Baru, Ornya Elsi Lusi, TK Tesabela, Pantai Baru, Luisa Kisse, TK Kristen Lahairoi Nggelak Rote Selatan dan Lidia Setiani, TK Filadelfia Rote Selatan. Selanjutnya, Ance Erlin Kristina Oek, TK Negeri Fafalu, Fransina Dellu, TK Negeri Pembina Lobalain, Sip Efrida Serah, TK Dharma Wanita Ba’a, Tarotji Sarlen Pah, TK Kristen Efata Lobalain, Leonora Raba, TK Dharma Wanita Busalangga dan Amelia Kai, TK Kristen Namolilo Delha.
Untuk SD, Debrina Jeseba Sjioen, Kepsek SD Negeri Sotimori, Marselina A. Adu, SD Negeri Oesosole, Istini, SD Negeri Papela, Marce Mariati Kolly, SD Negeri SD Negeri Nulaina, Welhelmina Sapitu, SD Inpres Danolon, Marselina Lotte, SD Inpres Lalao, Ana N. Bolla, SD Inpres Batula, Moriance A. Dami SD Negeri Kimadale, Meri Mariance Toelle, SD GMIT Oeulu, Federika K. Lonowata, SD Negeri Lelilo, Elias Manafe, SD Negeri Oeledo, Fera Jublina Lusi, SD Negeri Olafuliha’a dan Monika Talle, SD Negeri Keoen.
Sarlin Lusi, SD Inpres Tungganamo, Hendrika Dimu Ke, SD Negeri Panamamen, Regina Janse Manao, SD Inpres Ufalen, Misnianah SD Inpres Olalaian, Mart Sifera Mandala, SD Negeri Nggodimeda, Linda M. Ndukonak, SD Nitanalain, Selsia Ndun, SD Negeri Oeteas, Henderina L. Manaha, SD Negeri Baubafan, Tin Marlyn Lusi, SD Negeri 2 Ba’a, Maria Stefana Thius, SD Negeri 1 Ba’a, Feny R.F. Balukh dan SD Inpres Mokdale.
Adriana Rince Pah, SD Inpres Tuabuna, Nelci A. S. Bolla, SD Inpres Sanggaoen, Christiana Pandie SD Inpres Ba’a, Selfiana Adu, SD Negeri Tuabolo, Sarci Hendriana Adu, SD GMIT Oesamboka, Elisabeth Menno, SD GMIT Noanadale, Sarlince D. Haning, SD GMIT Oelunggu, Darni Hamid, SD/MI Nurul Ikhwan, Yane C. E. Utan, SD Negeri Lalukoen, Yuliana Soru, SD Negeri Lekik, Estroni Diana Adu, SD Negeri Lotelutun, Yuliana Tea, SD Inpres Tudameda, Sarlen Juliana Mesah, SD Inpres Lidamanu dan Aranci Ndaong, SD Inpres Oehandi.
Selanjutnya, Darliana H. Soru, SD GMIT Oetutulu, Adriana Mangngi, SD GMIT Ingguinak, Apriana Lisa Giri, SD Negeri Translok Paal, Sofia Sepe, SD Negeri Longgokoli, Sarah Y. Giri, SD Negeri Hundihuk, Naomi S. Lenggu SD Inpres Landeoe, Yosvina Loasana, SD Inpres Busalangga, Afliana Aplugi, SD Negeri Oelua dan Poniam Lodia Morib, SD Negeri Oefoe.
Sedangkan di jenjang di atas SD, Kepsek SMP Negeri 1 Rote Timur, dijabat Enupelita Sepriana Lami, SMP Negeri 1 Rote Tengah, Aplonia A. Ndaomanu, Noriana Helenseda Pellu, SMP Negeri 2 Rote Tengah, Maritje Sarlintje Thien, SMP Negeri 2 Lobalain dan Jacoba Juliana Nenotek, SMP Negeri 4 Lobalain.
Berikut, Sifera A. L. Panie, SMP Negeri Satap Batulai, Jane A. E. Lae, SMP Negeri Satap Deranitan, Hartiva C. Nassa, SMP Negeri Satap Landu, Serliana Ndun, SMP Negeri 4 Rote Barat Laut, Dorce Mariana Sellu, SMP Negeri 3 Rote Barat, Maria Efliana Pajikana, SMP Negeri 1 Ndao Nuse dan Mea Loudina E. Selan, SMP Ita Esa.
Maritje Sarlintje Thien, Kepala SMP Negeri 2 Lobalain, salah satu srikandi yang mendedikasikan dirinya sebagai pendidik (guru) mengisahkan lika-liku perjalanan yang ditapaki. Perjalanan tersebut diawali di Kota Kupang, dengan jabatan Kepsek diakuinya bukan baru diemban saat pindah tugas di Rote Ndao.
Menjadi seorang pemimpin dari kaum perempuan, Maritje, tak hanya memimpin kaumnya. Sejumlah laki-laki juga dipimpin, dengan berbagai karakter, dengan usia yang berbeda pula.
“Kalau untuk laki-laki, biasa saya panggil opa dan oma untuk perempun. Sedangkan yang sebaya, tetap disapa kakak dan adik untuk usia yang masih muda. Dan kami jalani sebagai sebuah keluarga,” kata Maritje Sarlintje Thien, SMP Negeri 2 Lobalain.
Sedangkan terhadap pembagian waktu antara tugas dan keluarga, sebagai seorang perempuan, Maritje, tak menampik begitu kompleksnya persoalan yang ditemui. Dengan tegar, dirinya tetap yakin, Tuhan dengan segala kuasaNya, sanggup menguatkan setiap perempuan yang ingin berusaha dalam karya.
“Jangan takut berkarya walau sebagai perempuan. Karena di balik setiap kekurangan kita (perempuan), Tuhan pasti sanggup menolong dengan cara-Nya. Yang penting, kita jangan hanya mau berdiam diri,” ungkapnya. (*/ROLLE/TIM)