EDALODE, ROLLE.id—Satu-satunya akses jalan penghubung Dusun Nauina, dan Mamen, di Desa Edalode Kecamatan Pantai Baru, akhirnya bisa dilalui.
Jalan tersebut, membelah sebuah daerah aliran sungai (kali). Sehingga di setiap musim hujan, warga harus extra hati-hati untuk melewatinya.
Persis di dalam kali, ada sebuah crossway yang dibangun sebagai penghubung jalan tersebut. Yang belum lama ini tertimbul material tanah, dan batu-batu kecil akibat longsor.
“Baru-baru ada rusak karena longsor. Itu di akhir tahun 2023. Katong setengah mati kalau lewat,” kata Eli Inguama, yang mengaku sebagai warga Dusun Mamen Desa Edalode Kecamatan Pantai Baru.
Eli, yang dikonfirmasi ROTE MALOLE, melalui panggilan seluler, Senin (29/1), mengaku total kerusakan tersebut cukup banyak.
Tak hanya tertimbul material longsor, badan jalan terancam putus dengan kondisi terparah. Disebutnya sekitar 50 meter, dan tak ada jalan alternatif lainnya, selain jalan tersebut.
Di mana, jalan itu merupakan jalur yang paling banyak diakses warga petani. Karena langsung mengarah ke sentra produksi perduksi pertanian.
Dan Dusun Mamen, boleh dibilang sebagai salah satu lumbung padi di Kecamatan Pantai Baru. Dengan ada sumber air yang mengalir tak mengenal musim, sehingga selain penduduk Desa Edalode, warga di desa-desa sekitar juga memiliki lahan sawah di Mamen.
“Bukan saja katong (kami) orang dusun Mamen yang pakai, tapi jalan ini tembus ke sawah-sawah. Banyak orang pung (punya) sawah ada di sini,” kata Eli.
Sebelumnya, bersama warga setempat, mereka telah berswadaya untuk sekedar menahan ancaman longsor. Namun, tembok penahan yang dibangun telah rusak, dihantam longsor.
“Katong (kami) pernah buat pakai semen, tapi itu juga su (sudah) rusak,” kata Eli.
“Makanya beta (saya) coba kontak om Sipo, kalau bisa bawa exa untuk buat bae-bae (memperbaiki),” sambungnya.
Simson Polin, yang dikonfirmasi secara terpisah, mengaku telah merespon keluhan tersebut. Responnya itu sebagai wujud solidaritas mendukung warga petani di desa.
“Ia betul. Pernah bapak Eli ada hubungi, kalau jalan ke kampungnya rusak,” kata Simson Polin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Rote Ndao.
“Kebetulan di PSI ada yang namanya aksi solidaritas, sehingga kami berusaha untuk merespon,” ungkapnya.
Saat merespon keluhan tersebut, Simson, yang dalam kepartaian kerap disapa Bro (Brother) Sipo, mengaku tak turun sendiri. Dia didampingi ketua Srikandi PSI Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan (Sister/Sist Lusy).
“Katong (kami) dua lihat, rusaknya memang cukup parah. Tapi beruntung curah hujan saat ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau sonde (tidak) jalan bisa putus, dan gedung gereja, bersama beberapa rumah warga bisa-bisa terkena longsor,” kata Sipo.
“Tumpukan material sudah dipinggirkan dengan alat berat, dan menimbun kembali beka-bekas longsor, membuat dan mengalihkan aliran air sehingga tidak mengancam badan jalan waktu hujan,” ungkapnya.
“Jadi yang dibantu itu seadanya saja, sebagai wujud solidaritas kami merespon keluhan warga yang sifatnya darurat, sambil menunggu perhatian pemerintah untuk memperbaiki,” sambungnya.
Sekedar untuk diketahui, bro Sipo, saat ini dicalonkan sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPRD provinsi NTT. Begitu juga, sist Lusy, Caleg DPRD Kabupaten Rote Ndao. (*/ROLLE/JIT)