Ada Rindu Perubahan Pengrajin Tenun Ikat di Pulau Ndao, Nomor Satu Melayani dengan Kasih

MBALI LENDEIKI, ROLLE.id–Ungkapan tulus ini disampaikan salah seorang warga pulau Ndao, Kecamatan Ndao Nuse.

Disampaikan dalam kegiatan kampanye terbatas paket Ita Esa, pasangan Paulus Henuk-Apremoi Dudelusy Dethan, nomor urut satu.

Ungkapannya mewakili kerinduan sebagian besar warga yang tinggal di pulau Ndao. Diwakilkan kepada Yafet Kotten, kepada Paulus-Apremoi, paket Ita Esa.

“Kami sangat rindu perubahan,” ucap Yafet, disambut tepuk tangan warga Ndao, di bawah tenda perubahan, Sabtu (5/10).

Yafet, yang punya keterbatasan fisik sebagai penyandang disabilitas (tuna netra) ini, begitu yakin atas terwujudnya perubahan.

Yakinya kepada paket Ita Esa, sehingga ia menitip pengrajin tenun ikat ke tangan Paulus-Apremoi, untuk diperhatikan sebagai bagian dari masyarakat Rote Ndao.

“Di Ndao ini, khusus ibu-ibu, pekerjaan pokoknya adalah menenun. Biarlah ibu-ibu ini diperhatikan,” sebut Yafet.

Titipannya itu direspon, Apremoi, yang juga sebagai seorang perempuan. Apalagi soal urusan membantu suami, Apremoi, sudah melakukan dalam kesehariannya.

Tak hanya untuk tenun ikat. Pengrajin pandai perak, juga nelayan, kelak dikelola sebagai potensi yang ada di pulau Ndao.

“Kami siap perhatikan yang namanya pengrajin tenun ikat, pandai perak, juga nelayan,” komit Apremoi.

“Caranya, melalui kelompok kerja (Pokja) lalu mama-mama difasilitasi pemerintah,” ungkapnya dengan menyatakan rasa cinta terhadap pulau Ndao.

“Kenapa harus demikian, karena saya sudah terlanjur cinta pulau Ndao. Orangnya ramah-ramah, dan alamnya sangat indah,” ucap Apremoi. 

Paulus, pun demikian. Pasangan ini boleh dibilang komplit dalam mimpi yang sama untuk Ndao, yang kaya akan pesona alam. Juga budaya yang masih dipegang hingga saat ini.

Keduanya teguh wujudkan perubahan yang dicita-citakan dalam semangat melayani dengan kasih (meledak)

“Ndao ini harus jadi centra produksi tenun ikat di Rote Ndao,” tegasnya, saat berorasi.

“Karena tenunan Ndao, sangat bagus, dan dikenal di Nasional sampai manca negara. Sehingga harganya jangan saja ratusan, tapi jutaan,” ungkapnya.

“Pengrajin dan semua masyarakat yang tinggal di pulau Ndao, berhak mendapat perhatian yang sama dari pemerintah,” tegas Paulus dalam orasinya. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.